Julang Emas, Berhasil Berkembangbiak di Ragunan
SATUHARAPAN.COM – Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, berhasil mengembangbiakkan burung julang emas. Pada awal tahun lalu, untuk pertama kali anakan julang emas keluar dari sarangnya. Bertambahnya anakan itu berarti menambah koleksi julang emas di Taman Margasatwa Ragunan menjadi lima ekor, sekaligus pengaaman pengembangbiakan yang pertama kali dari induk burung julang emas tersebut.
Keberhasilan pengembangbiakan julang emas sangat membanggakan untuk Taman Margasatwa Ragunan. Jenis burung ini, seperti dikutip dari situs resmi ragunanzoo.jakarta.go.id, cukup sulit berkembangbiak karena sifat monogaminya dan kebiasaan yang memerlukan tempat khusus berupa lubang pohon tinggi di habitat aslinya.
Julang emas mempunyai karakter yang unik saat masa berkembangbiak. Sesudah kawin, betina julang emas akan masuk ke dalam kotak sarang dan dibantu pejantannya akan menutup sarang sampai seukuran paruh untuk mengirim pakannya. Bahan yang digunakan untuk menutup sarang antara lain pisang , serbuk gergaji, dan kotorannya sendiri.
Selama masa bertelur, mengeram, dan membesarkan anakan, dilakukan dalam kotak sarang tersebut. Pejantan dengan rutin mengirim pakan ke induk dan anakan yang sudah menetas. Sesudah menetas anakan tidak langsung keluar dari sarang tetapi dibesarkan oleh induknya sampai bulu-bulunya lengkap dan ukuran tubuhya hampir sama besar dengan induknya. Induk dan anakan akan keluar bersama-sama setelah empat bulan di dalam kotak sarang.
Julang, Rangkong, Enggang, dan Kangkareng
Julang emas, yang memiliki nama ilmiah Aceros undulatus (dengan nama sinonim Rhyticeros undulatus, Shaw, 1811) adalah spesies burung dari keluarga Bucerotidae, dari genus Aceros. Burung ini, dikutip dari Wikipedia, merupakan jenis burung pemakan buah-buahan, ficus, kepiting, kodok, yang memiliki habitat di hutan dataran rendah, perbukitan, tersebar sampai ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut.
Julang emas memiliki tubuh berukuran besar, mencapai 100 cm. Punggung, sayap, dan perutnya berwarna hitam. Ekornya putih. Telurnya berwarna putih berbintik merah dan cokelat, jumlah 1-2 butir. Julang berbiak bulan Juli-September.
Pada burung jantan, kepalanya berwarna krem. Bulu kemerahan bergantung dari tengkuk. Kantung leher kuning tidak berbulu dengan strip hitam.
Burung betinanya memiliki kepala dan leher warna hitam. Kantung lehernya berwarna biru. Irisnya berwarna merah, paruhnya kuning, dengan tanduk kecil kerenyut. Kakinya berwarna hitam.
Daerah penyebaran India Timur, Tiongkok Barat Daya, Asia Tenggara, Semenanjung Malaysia merupakan daerah penyebarannya. Sementara di Indonesia dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali. Burung-burung ini terbang dengan kepakan sayap yang berat dan suara keras. Terbang berpasangan atau dalam kelompok kecil.
Julang emas yang disebut wreathed hornbill dalam bahasa Inggris, dalam data International Union for Conservation of Nature (IUCN), masuk dalamkategori satwa “LC”, yang berarti least concern. Masih dijumpai di habitatnya, namun harus diperhatikan populasinya.
Julang emas termasuk dalam jenis rangkong (hornbill). Indonesia, seperti dikutip dari situs Burung Indonesia, organisasi nirlaba dengan nama lengkap Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia (Birdlife Indonesia Association) yang menjalin kemitraan dengan BirdLife International, Inggris, merupakan surga burung rangkong. Dari 55 jenis rangkong yang tersebar di seluruh dunia, sekitar 13 jenis berada di Indonesia.
Burung Indonesia yang memfokuskan pekerjaannya pada pelestarian burung-burung yang terancam punah, mencatat keberadaan rangkong di Indonesia tersebar. Sembilan jenis ada di Sumatera, yaitu enggang klihingan, enggang jambul, julang jambul-hitam, julang emas, kangkareng hitam, kangkareng perut-putih, rangkong badak, rangkong gading, dan rangkong papan.
Empat jenis lagi berada di Sumba (julang sumba), Sulawesi (julang dan kangkareng sulawesi), serta Papua (julang papua). Kalimantan memiliki jenis rangkong yang sama seperti Sumatera, kecuali rangkong papan.
Uniknya, penyebutan nama rangkong sering disamakan juga dengan julang, enggang, dan kangkareng. Padahal, masing-masing nama tersebut memiliki ciri tersendiri. Rangkong misalnya, memiliki ciri cula di atas paruh yang besar dan sangat jelas. Julang ditandai dengan cula di atas paruh yang pendek dan berkerenyut. Enggang bisa dilihat dari cula di atas paruh yang tidak terlalu jelas dan berkerenyut. Sementara kangkareng bercirikan cula berukuran sedang yang terlihat jelas namun tidak berkerenyut.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...