Jully Terharu Kisahkan Anak Berkebutuhan Khusus Rangkai Robot
TANGERANG SELATAN, SATUHARAPAN.COM – Pendiri dan Pemilik Rumah Robot Indonesia, Jully Tjindrawan, merasa terharu saat mengenang ketika ratusan anak berkebutuhan khusus di Jakarta merangkai robot di sebuah acara yang diselenggarakan Rumah Robot Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta beberapa tahun lalu.
“Saya lihat kalau anak berkebutuhan kuhsus saat merangkai robot ini mereka sepertinya gembira, karena anak-anak berkebutuhan khusus itu kan istilahnya mengerjakan robot ini by feeling (dengan naluriah dan insting, red),” kata Jully dalam perbincangan dengan satuharapan.com, setelah dia menyampaikan presentasi tentang Robot Indonesia dalam acara Coffe Writer Break di Gedung Panin Dai Ichi Life Insurance, Ruko Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten, hari Sabtu (2/4).
Jully menjelaskan anak berkebutuhan khusus mengerjakan dengan menggunakan naluri, maka berbeda dengan manusia pada umumnya yang memikirkan terlebih dahulu kalkulasi perhitungan matematis.
“Beda kan kalau teknisi yang mengerjakan masih hitung rumus matematikanya dan aplikasinya bagaimana, istilahnya mereka itu kan kalau masak mereka itu bukan sekadar tukang masak tapi koki karena mereka sudah tahu bagaimana mengaduknya, jadi mereka happy (gembira, red),” Jully menjelaskan.
Jully menceritakan saat itu Robotic Explorer – usaha yang dia geluti – memimpin ratusan anak berkebutuhan khusus (autisme, tuna grahita, tuna wicara, tuna rungu, tuna daksa) ke sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Barat pada 2013. Jully menambahkan anak-anak tersebut mengikuti arahan dari Jully dan timnya untuk merangkai robot.
Perempuan kelahiran 1971 tersebut berharap di masa mendatang anak-anak berkebutuhan khusus tidak mendapat perlakuan diskriminatif dari masyarakat, karena akan membutuhkan waktu lama bagi mereka untuk menjalani terapi.
“Puji Tuhan, setelah acara itu banyak respons positif karena sejak saat itu orang tua (dari anak pengidap autisme, red) berani ajak anak ke mall,” kata Jully.
Perempuan yang memiliki tiga orang putra tersebut mengemukakan bahwa keahlian anak-anak berkebutuhan khusus merangkai robot merupakan talenta dari Tuhan. “Dengan kekurangan mereka bisa menggemari teknologi, karena banyak orang akan beranggapan kok bisa sih, mereka mikir aja terbelakang kok mereka bisa punya talenta teknologi, ya bisa saja kalau talenta mereka ternyata bukan musik, tapi di teknologi itu,” kata Jully.
Penghargaan Museum Rekor Indonesia
Jully Indrawan, dalam catatan JakNewsOnline, pernah menerima penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) Lukisan Terpanjang oleh Anak-anak Berkebutuhan Khusus dengan Bantuan Robot dalam acara Gebyar Kreatifitas Merakit Robot Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) se- Jakarta Barat pada Minggu, 12 Mei 2013 di Central Park. Dalam kegiatan tersebut lebih kurang diikuti ribuan siswa ABK.
Jully mengemukakan seperti diberitakan JaknewsOnline bahwa kegiatan merakit robot merupakan salah satu bentuk kegiatan yang cukup menarik minat siswa karena dengan segala keterbatasan anak berkebutuhan khusus mampu menyusun atau merakit robot sebagaimana halnya anak lain pada umumnya.
Satu tahun sebelumnya, sekitar 300 anak berkebutuhan khusus membuat lukisan dengan bantuan robot di Hall Utama Thamrin City, Jakarta. Lukisan dibuat di atas kain sepanjang 100 meter. Menurut Jaknewsonline kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Peduli Autisme se-Dunia.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...