Jumlah Polwan Terbatas, Polisi Perlu Wawasan Isu Jender
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Kepolisian Negara Republik Indonesia berupaya agar seluruh anggota memiliki kepekaan dan wawasan terhadap isu jender dalam menjalankan tugasnya. Kepekaan itu harus ada untuk memberi pelayanan yang efektif kepada masyarakat, sekaligus menunjukkan sikap empati, terutama kepada korban kekerasan seksual.
“Maraknya kasus kekerasan pada perempuan dan anak membutuhkan polisi yang mampu memahami perspektif korban untuk memberikan pelayanan yang terbaik,” kata Asisten Kapolri Bidang SDM, Irjen Pol Wahyu Widada dalam seminar, hari Rabu (19/1).
Wahyu meyakini bahwa kepekaan jender tidak hanya harus dimiliki para Polwan, tetapi juga anggota Polri laki-laki. Dia mengatakan, jumlah polisi laki-laki masih jauh lebih besar daripada polwan.
Jumlah polwan saat ini 5,91 persen dari total personel Polri sebanyak 435.696 anggota. Sementara rata-rata keterwakilan perempuan di kepolisian secara global menurut data UNODC mencapai 15,4 persen.
“Jumlah polwan yang masih belum memadai itu menunjukkan Polri tidak dapat bergantung pada Polwan dalam menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Dengan demikian, seluruh anggota Polri diharapkan juga memiliki kepekaan dan wawasan terhadap isu jender sehingga aparat dapat memberi pelayanan yang maksimal kepada korban yang melapor,” katanya.
Terkait itu, SSDM Polri telah melakukan upaya untuk meningkatkan kepekaan jender para anggotanya. Salah satunya melakukan riset pada bidang kekerasan seksual. “Saat ini SSDM sedang melakukan riset mengenai kekerasan seksual dan pelayanan polisi sebagai dasar intervensi,” tururnya.
“Ke depannya, SSDM Polri juga akan menggelar lebih banyak pelatihan sensitif jender untuk para pimpinan dan pejabat setingkat manajer,” sebut Wahyu.
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...