Jurnalis Kyrgyzstan Meninggal di Penjara
KYRGYZSTAN, SATUHARAPAN.COM - Azimjon Askarov, seorang jurnalis dan aktivis HAM yang sedang menjalani masa hukuman seumur hidup di Kyrgyzstan, meninggal dunia di dalam penjara.
Laki-laki 69 tahun itu pada 2010 dinyatakan bersalah karena memicu kekacauan dan terlibat dalam pembunuhan seorang polisi, tuduhan yang dibantahnya.
Dia "tak bisa berjalan" karena sakit, kata pengacaranya Valeryan Vakhitov kepada AFP lewat telepon, Sabtu (25/7), setelah mengunjungi jurnalis itu pekan ini.
"Tak ada yang memperhatikannya. Sistem membunuhnya," kata Vakhitov.
Dinas lembaga pemasyarakatan mengatakan Askarov meninggal dunia Sabtu (25/7) setelah dirawat inap karena pneumonia.
Vakhitov mengatakan kepada VOA bahwa ketika dia bertemu Askarov terakhir kali, jurnalis itu dalam kondisi kritis dan tidak bisa berjalan tanpa bantuan.
Isteri jurnalis itu, Khadicha Askarova, mengatakan kepada VOA pada 24 Juli bahwa Askarov sudah sakit sejak lama, tapi keluarga belum menemuinya sejak pandemi.
Askarov dipenjara pada Juni 2010, menyusul berbagai bentrokan di kota Osh dan Jalal-Abad antara etnik Kyrgyz dan minoritas Uzbek yang menewaskan 470 orang, menurut laporan Associated Press.
Selain meliput kerusuhan itu, direktur kelompok HAM lokal “Vozdukh” dan jurnalis lepas itu, mendokumentasikan kebrutalan polisi dan kondisi penjara.
Penyelidikan Komite HAM PBB terhadap kasusnya pada 2016, mendapati bahwa Askarov ditahan tanpa dasar hukum, ditahan dalam kondisi tidak manusiawi, disiksa dan diperlakukan tidak layak. Komite itu juga menyerukan pihak berwenang Kyrgyz untuk segera membebaskan jurnalis itu.
Sidang ulang awal tahun ini memperkuat vonis tersebut.
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...