Jurnalis Rusia Dibebaskan, Kelompok Liberal Lawan Putin
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Rusia tidak sering menanggapi aksi protes jalanan dan jeritan media. Tetapi pembebasan pekan lalu atas wartawan investigatif degil Ivan Golunov memicu semangat kelompok liberal dalam melawan pemerintahan Vladimir Putin.
Kelompok ini berharap keadaan tidak akan kembali seperti semula dan kasus Golunov menandai, paling tidak, awal dari desakan baru bagi perubahan, awal dari reaksi lebih kuat dari publik terhadap korupsi dan pelecehan hak serta kesiapan untuk berhadapan langsung dengan yang berwenang.
Kremlin jarang turun tangan apabila pejabat tingkat rendah melangkahi peraturan, kata beberapa analis. Tetapi kuatnya jeritan publik atas penangkapan Golunov baru-baru ini jelas menggoncang para pembantu tingkat tinggi yang takut akan bertambah maraknya protes yang disulut oleh penghasilan yang berkurang dan tindakan memperkaya diri oleh yang kaya dan kuat, kata beberapa aktivis masyarakat.
Para pejabat tinggi pemerintah segera bertindak menjauhkan diri dari Presiden Putin yang nilai bajiknya belakangan ini melorot gara-gara penangkapan terhadap Golunov yang menulis untuk surat kabar independen Rusia yang berbasis di Latvia, Meduza.
Surat kabar ini berbasis di Latvia untuk menghindari sensor meskipun sebagian besar wartawannya tinggal di Rusia.
“Tanggapan marah atas penangkapan terhadap wartawan anti korupsi Ivan Golunov membuat pemerintah Rusia menyerah,” cuit Bill Browder, seorang pemodal kelahiran Amerika yang berkampanye untuk membongkar korupsi tingkat tinggi di Rusia.
Golunov resmi dibebaskan tanggal 11 Juni lalu, setelah ditangkap atas tuduhan memiliki dan menyebarkan narkoba.
Protes meletus tatkala menjadi jelas bahwa bukti yang memberatkannya dibuat-buat dan narkoba itu dikaitkan padanya. Hakim dalam kasusnya itu pun tidak yakin sehingga memutuskan mengeluarkannya dari penjara di mana ia mengalami luka-luka akibat dipukul polisi, kata para pendukungnya. Ia kemudian dikenakan tahanan rumah. Sebagian media setempat memberitakan pembantu utama Putin, Anton Vaino, turut berjasa dalam keputusan hakim itu.
Penangkapan Golunov tampaknya dilakukan oleh polisi yang korup yang terkait dengan kalangan bisnis yang dipaparkannya dan oleh para aktivis disebut ‘negara bawah tanah’ melibat berbagai projek publik yang tidak jelas dan penggelapan uang negara.
Pengungkapan terbaru Golunov fokus tentang bagaimana pejabat negara, gangster dan polisi membagi-bagi bisnis pemakaman di Moskow.
Pembebasannya segera menjadi perayaan bagi masyarakat. Namun walupun rasa percaya diri para aktivis demokrasi melonjak, sebagian pengamat ragu bahwa itu merupakan pertanda lahirnya sikap hormat baru terhadap hak. (VOA)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...