Jurnalis Rusia Menentang Invasi, Bekerja Untuk Media Jerman
BERLIN, SATUHARAPAN.COM-Surat kabar Jerman, Die Welt, hari Senin (11/4), mengatakan telah mempekerjakan Marina Ovsyannikova, jurnalis Rusia yang memprotes aksi militer Moskow di Ukraina selama siaran berita prime-time di TV pemerintah.
Ovsyannikova, 43 tahun, "sekarang menjadi koresponden lepas untuk Die Welt, melaporkan dari Ukraina dan Rusia, di antara tempat-tempat lain," kata surat kabar itu dalam sebuah pernyataan.
Dia akan menulis untuk surat kabar tersebut serta menjadi kontributor tetap untuk saluran berita TV, katanya.
Ovsyannikova, seorang editor di televisi Channel One Rusia, menerobos masuk ke set berita malam Vremya (Time) andalannya pada bulan Maret sambil memegang poster bertuliskan “No War” dalam bahasa Inggris.
Itu adalah peristiwa yang sangat tidak biasa di Rusia di mana media pemerintah dikontrol secara ketat. Setelah protes, dia ditahan dan diinterogasi selama 14 jam sebelum dibebaskan dan diperintahkan untuk membayar denda 30.000 rubel (US$ 280).
Tapi dia bisa menghadapi tuntutan lebih lanjut, mempertaruhkan hidup beberapa tahun penjara di bawah undang-undang baru yang kejam.
Kasus ini menarik perhatian internasional dan menimbulkan kekhawatiran atas kebebasan pers di Rusia setelah keputusan Presiden Vladimir Putin untuk mengirim pasukan ke Ukraina.
Ovsyannikova mengatakan dia berhenti dari pekerjaannya tetapi tidak menerima tawaran suaka dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dengan mengatakan dia ingin tinggal di Rusia.
Ulf Poschardt, pemimpin redaksi Die Welt, memuji “keberanian Ovsyannikov pada saat yang menentukan” dan mengatakan bahwa dia telah “mempertahankan nilai-nilai jurnalistik yang paling penting, terlepas dari ancaman represi negara.”
Ovsyannikova mengatakan Die Welt “mewakili apa yang dipertahankan dengan keras oleh orang-orang pemberani di Ukraina saat ini: untuk kebebasan.”
“Saya melihatnya sebagai tugas saya sebagai jurnalis untuk membela kebebasan ini,” katanya. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...