Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 09:32 WIB | Kamis, 06 November 2014

Jurnalis Sierra Leone Ditahan karena Kritik Penanganan Ebola

David Tam Baryoh jurnalis radio ditahan karena kritik penanganan ebola di Sierra Leone (Foto: africayoungvoices.com)

FREETOWN, SATUHARAPAN.COM - Sierra Leone pada Rabu, (5/11), menahan seorang jurnalis di penjara dengan keamanan maksimal setelah seorang tamu di acara radionya mengkritik penanganan wabah ebola, yang dilakukan Presiden Ernest Bai Koroma.

David Tam Baryoh, pemandu program mingguan “Monologue” di radio swasta Citizen FM, ditahan pada Selasa (4/11) dan dijebloskan ke penjara Pademba Road yang terkenal di Freetown.

“Penahanan itu muncul dari perintah eksekutif yang ditandatangani Presiden Ernest Bai Koroma dan dilaksanakan polisi,” kata juru bicara pemerintah Abdulai Bayratay.

Presiden memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan ini di bawah aturan status darurat ketertiban publik, yang disetujui parlemen pada Juli.  Intinya beberapa kemerdekaan dan kebebasan sipil sudah dibatasi.

Penahanan itu terjadi setelah acara Baryoh yang disiarkan secara langsung pada 1 November, menurut Komite Perlindungan Jurnalis (Committee to Protect Journalists atau CPJ), mengutip media setempat.

Baryoh mewawancarai juru bicara partai oposisi yang mengkritik Koroma dan pemerintahannya dalam penanganan wabah ebola.

Abbott: Australia Siap Sponsori Relawan Medis ke Afrika

Sementara itu, PM Australia Tony Abbott mengatakan hari Rabu (5/11), pemerintahannya berencana mengelola sebuah rumah sakit ebola yang dibangun Inggris di Sierra Leone, menjelang akhir bulan ini.

Hal itu dilakukan, setelah dicapainya persetujuan dengan Inggris tentang pengobatan para petugas medis Australia yang mungkin tertular penyakit maut itu.

Selama berminggu-minggu, Australia telah menolak permintaan AS dan Inggris untuk mengirim tim-tim medis ke Afrika Barat guna memerangi ebola, yang telah membunuh hampir lima ribu orang, sebagian besar di negeri-negeri yang dilanda paling parah, yaitu Sierra Leone, Liberia dan Guinea.

Tetapi PM Tony Abbott mengutarakan hari Rabu (5/11), sementara pemerintahannya tidak mewajibkan para petugas kesehatan negara itu ke Afrika, Australia kini siap menyeponsori tim dokter dan juru rawat yang secara sukarela berangkat ke sana.

Abbott mengatakan, Australia mengubah sikapnya karena Inggris berjanji untuk menjamin pengobatan petugas medis Australia yang tertular ebola. Menurut Abbott, warga Australia adalah di antara 240 orang yang dibutuhkan untuk mengoperasikan rumahsakit berkapasitas seratus tempat tidur itu, tetapi kebanyakan pekerjanya dari Sierra Leone. (AFP/Voaindonesia.com /Ant) 

 

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home