Jurnalis Terkemuka Tewas dalam Serangan Bom Mobil di Ukraina
MOSKOW - Seorang wartawan terkemuka yang bekerja pada media online Ukrainska Pravda tewas dalam serangan bom mobil di ibukota Ukraina, Kiev, hari Rabu (20/7).
Peristiwa ini mengejutkan komunitas jurnalis Ukraina dan mengingatkan kembali pembunuhan terhadap penerbit media yang sama16 tahun yang lalu.
Ukraniska Pravda, media online terdepan di negara itu, mengumumkan wartawannya yang bernama Pavel Sheremet tewas dalam ledakan pada Rabu pagi, ketika ia masuk ke mobilnya untuk pergi ke bekerja.
Ukrainska Pravda mengatakan mobil itu milik pemimpin redaksinya.
Gambar dari adegan menunjukkan mobil hangus dan teronggok di tengah jalan.
Zoryan Shkiryak, penasihat menteri dalam negeri Ukraina, mengatakan dalam sebuah posting Facebook bahwa perangkat peledak buatan ditanam di bawah mobil.
Shkiryak, sebagaimana dilaporkan oleh foxnews.com, mengatakan perangkat itu kemungkinan adalah bom yang sudah di-set waktunya tetapi bisa juga bom yang dioperasikan dari jarak jauh.
Bom itu diyakini mengandung sampai setara dengan 600 gram TNT.
Menteri Dalam Negeri Khatiya Dekanoidze mengatakan dalam komentar yang disiarkan televisi di TKP bahwa ia secara pribadi akan mengawasi investigasi terhadap peristiwa itu.
"Kami mempertimbangkan semua teori," katanya, menambahkan bahwa kasus ini harus dapat dipecahkan karena menyangkut kehormatan.
Komunitas media Ukraina sangat terpengaruh oleh pembunuhan brutal pendiri Ukrainska Pravda, Heorhiy Gongadze, pada tahun 2000.
Polisi tidak pernah menemukan pembunuh wartawan investigasi itu kendati penyelidikan dilakukan selama bertahun-tahun.
Presiden ketika itu oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia dituduh terlibat, berdasarkan rekaman kaset yang dibuat oleh pengawal presiden.
Presiden Ukraina saat ini, Petro Poroshenko, menyampaikan belasungkawa kepada Sheremet dan keluarga dan mengatakan ia telah menginstruksikan lembaga penegak hukum untuk melakukan "penyelidikan cepat dalam kejahatan ini."
Wartawan Belarusia kelahiran 44 tahun itu membuat kesal pejabat di Belarusia dan Rusia sebelum ia pindah ke Ukraina, di mana ia mengatakan ada sedikit rintangan dalam melakukan pelaporan independen di Belarusia.
Pada tahun 1997, Belarusia menghukum Sheremet karena melintasi perbatasan secara ilegal dan menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara
Ia menjalani hukuman tiga bulan penjara sebelum dia dibebaskan.
Sheremet menghadapi ancaman dan gangguan di Belarusia dan dipukuli pada tahun 2004 ketika meliput pemilu. Beberapa tahun kemudian ia pindah ke Rusia untuk bekerja di televisi.
Dalam lanskap media yang disterilkan oleh pemerintah otoriter Belarus, Sheremet - ketika tinggal di luar negeri - mendirikan belaruspartisan.org yang kemudian menjadi salah satu situs berita independen terkemuka di negara itu.
Dia pindah ke Ukraina pada 2014 setelah apa yang ia katakan tekanan dari bos televisi Rusia atas pelaporan protes oposisi yang sedang berlangsung di Kiev.
Ungkapan dukacita berdatangan pada Rabu pagi dari politisi dan jurnalis di ketiga negara.
Di Moskow, wartawan terkemuka Konstantin von Eggert menulis obituari yang diposting di situs saluran televisi dozhd TV, dan menggambarkan Sheremet sebagai "pelopor pelaporan investigasi."
Sheremet meninggalkan seorang putra dan seorang putri yang tinggal di Minsk.
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...