Jurus Mendag Enggartiasto Lukita Turunkan Harga Daging Sapi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Seraya menghela napas, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengatakan pihaknya akan mengkaji struktur harga daging sapi yang masih tinggi di pasaran.
Dia meminta semua pihak menunggu kajiannya karena ia baru saja menjabat sebagai Menteri Perdagangan baru menggantikan Thomas Trikasih Lembong, pada 27 Juli 2016.
“Ini harga (daging sapi) juga nanti akan kita lihat struktur harganya, kenapa harganya begitu tinggi sekarang,” kata Enggartiasto menjawab pertanyaan satuharapan.com, usai menghadiri pertemuan Internasional Pepper Community ke-44, di Hotel Merlynn Park, Jakarta, hari Senin (8/8).
Dia mengaku, kebijakan impor daging beberapa waktu lalu belum dapat menurunkan harga daging sapi menjadi Rp 80.000 per kilogram.
Dia berharap kepada masyarakat Indonesia untuk mulai membiasakan diri mengonsumsi daging sapi beku, yang menurut dia, daging beku lebih sehat daripada daging segar.
“Kemarin kita lihat impor daging beku belum menurunkan harga daging. Sementara daging yang sehat, yang higienis, tidak berkuman adalah frozen (daging beku). Di negara-negara maju, orang-orang kaya makan daging beku, baru kemudian dimasak,” kata Mendag.
“Nah itu satu jaminan sebenarnya, sementara sebagian orang berpikir ‘wah daging beku, maunya daging segar.’ Daging beku lebih sehat. Dan di negara-negara maju itu menjadi keharusan,” dia menambahkan.
Feedloter Diminta Beternak
Lebih lanjut, Mendag meminta pengusaha pengemukan sapi (feedloter) dalam jangka panjang untuk beternak sapi dan tidak hanya berorientasi pada pemotongan sapi.
“Jadi begini, soal sapi kita pastikan ketersediaannya dulu, kemudian mata rantainya. Kita juga minta kepada feedloter untuk mereka dalam jangka panjang melakukan beternak sapi bukan memotong sapi,” kata Enggartiasto.
Lebih lanjut, Mendag mengatakan ia akan mengambil langkah baru dalam memenuhi kebutuhan sapi dalam negeri. Menurut dia, pihaknya akan meminta pengusaha besar untuk mulai melakukan pembibitan, pemeliharaan, hingga ikut menstabilitaskan harga daging sapi di pasaran.
Hal itu, kata dia, merupakan strategi untuk membantu peternak kecil memenuhi kebutuhan daging sapi di Indonesia.
“Kan ironis di Republik (Indonesia) ini, di negara ini, sekarang peternak (kecil) sapi memelihara sapi tahunan. Kalau dia butuh dia pinjam duit, kemudian baru dipotong kalau anak sekolah. Sementara pengusaha besar hanya melakukan pengemukan. Nah sekarang kita akan balikin,” kata Mendag.
“Jadi pengusaha-pengusaha besar untuk memulai dari pembibitan, pemeliharaan. Kemudian sesudah itu kita tingkatkan kerja sama dengan peternak. Jadi kita ada stabilitas,” dia menambahkan.
Roadmap Kedaulatan Pangan
Pemerintah tengah menyiapkan roadmap atau peta jalan kedaulatan pangan nasional yang direncanakan rampung dalam waktu tiga bulan ke depan, di mana saat ini masih akan fokus untuk beberapa komoditas penting yang terus mengalami kenaikan harga.
"Semuanya sedang kita susun, dalam tiga bulan ini berdasar perintah Presiden semuanya harus siap untuk kedaulatan pangan. Pemerintah fokus semua komoditas, akan tetapi dalam tiga bulan ini kita targetkan roadmap sudah jelas untuk beberapa komoditas," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, di Jambi, hari Jumat (5/8) seperti dikutip Antara.
Oke mengatakan, beberapa komoditas penting yang akan disiapkan oleh pemerintah dalam kurun waktu tiga bulan tersebut difokuskan pada beras, gula, bawang merah dan daging sapi. Pemerintah berupaya untuk menjaga ketersediaan stok kebutuhan pokok penting tersebut.
Oke menambahkan bahwa dalam jangka pendek, memang tidak menutup kemungkinan untuk menjamin ketersediaan pasok yang berasal dari impor. Namun, pemerintah terus berupaya untuk mencapai swasembada meskipun memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
"Pemerintah larinya nanti ke swasembada, sementara ini masih impor," kata Oke.
Salah satu komoditas yang berada pada harga stabil tinggi adalah daging sapi meskipun pemerintah beberapa waktu lalu sudah berupaya melakukan importasi daging. Namun, importasi tersebut masih belum bisa menekan harga pasar yang cenderung masih mengalami kenaikan.
"Kami menyediakan stok daging yang terjangkau sebagai alternatif, itu berbeda dengan menekan harga. Harga akan berjalan seperti apa adanya, tetapi kita sediakan daging yang dengan harga terjangkau, itu saja prinsipnya," kata Oke.
Berdasarkan data dari Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, tercatat harga rata-rata nasional untuk daging sapi, pada hari Jumat (5/8) masih berada pada kisaran Rp 114.505,40 per kilogram. Harga tersebut masih jauh dari target pemerintah yang sebesar Rp 80.000 per kilogram.
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...