Jusuf Kalla Akui Salah Prediksi Kemacetan Arus Mudik 2016
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah mengakui telah melakukan kesalahan dalam memperkirakan atau memprediksi kemacetan arus mudik di jalan tol baru Pejagan-Brebes, Jawa Tengah, sehingga terjadi kemacetan panjang di jalur tersebut.
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, mengatakan pada saat rapat kabinet persiapan Lebaran 2016, pemerintah sudah mengatur solusi dan kebijakan untuk meminimalkan kemacetan selama arus mudik dan arus balik.
"Kami terlalu yakin dan optimistis dengan jalan tol baru itu dapat membantu. Ternyata masyarakat berpikiran sama, semua orang yakin, akhirnya bertumpuklah itu sehingga terjadilah musibah," kata Jusuf Kalla, seperti dilansir dari Antara, hari Selasa (12/7).
Lebih lanjut, dia menjelaskan sesungguhnya pemerintah telah membahas berbagai usulan pada saat rapat kabinet tersebut. Salah satu usulan Jusuf Kalla adalah dengan menjual karcis tol di satu pintu, sehingga pintu tol bebas dilewati oleh pengendara.
"Kalau dihitung, itu memerlukan waktu 15 detik bagi orang untuk membayar tol, apalagi kalau menukar uang. Nah, kalau sejuta dikali 15 detik, sudah 15 juta detik hilang (pemberhentian di gerbang tol). Kalau dia hanya punya 15 gerbang, sudah berapa waktu bisa dihemat karena itu, tinggal lempar saja itu karcis. Namun, itu tidak dilakukan juga," katanya.
Selain itu, ada pula usulan untuk memberlakukan nomor kendaraan ganjil dan genap dalam melakukan perjalanan mudik.
Misalnya, kendaraan dengan plat nomor genap diatur untuk melakukan perjalanan pada hari Sabtu dan hari Senin, kemudian kendaraan dengan plat nomor ganjil pada hari Minggu dan hari Selasa.
Namun, hal itu perlu dikaji lebih dalam lagi efektivitasnya, mengingat semakin banyaknya kendaraan pribadi yang dipakai masyarakat untuk mudik Lebaran.
Terkait adanya belasan pemudik meninggal dunia akibat kelelahan di perjalanan karena macet, Jusuf Kalla mengatakan pemerintah meminta maaf atas kejadian itu dan akan melakukan evaluasi.
"Pemerintah sudah berusaha melayani sebaik-baiknya dan masyarakat yakin akan itu (tol baru), tetapi semua orang terlalu yakin. Jadi lain kali harus diatur lebih baik lagi," tuturnya.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...