Jusuf Kalla Sampaikan Keprihatinan Atas Kejadian di Turki
ULAN BATOR, SATUHARAPAN.COM - Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla (JK) menyatakan keprihatinannya atas upaya kudeta oleh pihak militer di Turki dan menyampaikan salam kepada Perdana Menteri Turki Erdogan serta berharap masalah itu bisa segera diselesaikan dengan baik.
"Saya sampaikan keprihatinan atas apa yang terjadi di Turki," kata Wapres Jusuf Kalla di sela menghadiri KTT ASEM di Ulan Bator, Mongolia, hari Sabtu (16/7).
Jusuf Kalla menjelaskan dirinya telah menelepon Dubes RI untuk Turki Wardana dan juga mantan dubes Turki Zakaria untuk mengetahui perkembangan politik yang terjadi di negara itu.
Menurut JK, dari penjelasan Zakaria yang saat ini juga menjadi staf PM Erdogan, belum jelas apakah usaha kudeta tersebut dilakukan oleh sebagian tentara atau yang lain, siapa sponsornya dan sebagainya.
"Jadi kita menunggu saja, karena belum jelas. Yang pasti saya sudah sampaikan salam ke PM Erdogan. Saya sampaikan rasa keprihatinan saya," kata JK.
JK mengakui secara pribadi PM Erdogàn adalah sahabatnya. Karena itu JK mengharapkan masalah itu bisa segera diselesaikan dan ke depan Erdogan bisa memerintah dengan lebih baik.
Sementara terhadap WNI yang ada di Turki JK menghimbau agar tetap tenang, tidak banyak melakukan aktivitas di luar rumah.
"Para WNI di sana tetap tenang saja, karena biasanya pengambilan kekuasaan tidak banyak memakan korban jiwa," kata JK.
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengharapkan situasi di Turki akan segera pulih terkait kudeta militer yang terjadi. Dalam keterangannya di Jakarta, hari Sabtu, Indonesia mencermati dari dekat dengan prihatin perkembangan situasi di Turki.
Indonesia menekankan pentingnya penghormatan terhadap konstitusi dan prinsip demokrasi.
Selain itu, Pemerintah Indonesia meminta warga negara Indonesia yang berada di Turki untuk tetap tenang, memilih tinggal di rumah untuk sementara waktu serta terus mencermati perkembangan dan situasi keamanan.
Warga negara Indonesia di Turki juga diimbau melakukan komunikasi dengan KBRI Ankara dengan nomor +90 532 135 2298 atau +90 533 812 0760 serta KJRI Istanbul dengan nomor +90 531 453 0351 atau +90 531 983 1534.
Pemerintah Indonesia juga mengimbau warga negara Indonesia yang dalam waktu dekat akan melakukan perjalan ke Turki, khususnya Ankara dan Istanbul, untuk memantau keadaan keamanan sebelum berangkat.
Berdasarkan data dari Kementerian Luar Negeri, jumlah WNI di Turki saat ini sekitar 2.700 orang, di antaranya 800 orang di Instanbul dan 400 di Ankara.
Sementara itu, usaha kudeta militer di Turki pada Sabtu WIB gagal setelah massa menjawab permintaan Presiden Tayyip Erdogan untuk turun ke jalanan demi mendukungnya.
Erdogan, yang sedang melakukan liburan di pantai saat kudeta itu berlangsung, terbang ke Istanbul sebelum Sabtu fajar dan terlihat di televisi muncul di tengah kerumunan pendukungnya di luar bandara.
"Pemberontakan itu merupakan sebuah `aksi pengkhianatan` dan mereka yang bertanggung jawab akan mendapatkan ganjaran yang besar," katanya dalam konferensi pers mendadak.
Sejumlah tembakan dan ledakan telah mengguncang kota utama Istanbul dan ibu kota Ankara setelah para tentara menempatkan diri di kedua kota itu dan memerintahkan televisi nasional untuk membacakan pernyataan yang menyatakan bahwa mereka telah merebut kekuasaan.
Namun, pada Sabtu pagi sekitar 30 orang tentara pro-kudeta menyerahkan senjata mereka setelah dikepung oleh polisi bersenjata lengkap di lapangan Taksim, Istanbul.(Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Kamala Harris Akui Kekalahan Dalam Pilpres AS, Tetapi Berjan...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, menyampaikan pidato pe...