Jusuf Kalla, Sarjana dengan Enam Doktor Honoris Causa
SATUHARAPAN.COM – Drs H Muhammad Jusuf Kalla, akrab disapa JK, adalah Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia kesepuluh (2004-2009). Meskipun hanya menempuh pendidikan hingga sarjana, pria kelahiran 15 Mei 1942 ini telah mendapatkan enam gelar doktor honoris causa dari enam universitas ternama.
Menurut situs wikipedia.org, doktor honoris causa adalah gelar sarjana yang diberikan oleh suatu universitas yang memenuhi syarat kepada seseorang. Gelar doktor honoris causa dapat diberikan bila seseorang telah dianggap berjasa atau berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat manusia.
Keenam gelar doktor honoris causa JK yaitu bidang ekonomi dari Universitas Malaya Malaysia (2007), bidang perdamaian dari Universitas Soka Jepang (2007), bidang pendidikan kewirausahaan dari Universitas Pendidikan Indonesia (2011), bidang ekonomi politik dari Universitas Hasanuddin Makassar (2011), bidang pemikiran ekonomi dan bisnis dari Universitas dari Brawijaya Malang (2011), dan bidang kepemimpinan dari Universitas Indonesia (2013).
Ketua Umum Golkar
Usai terpilih sebagai Wapres Republik Indonesia pada 2004, JK pun diangkat menjadi Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar), menggantikan Akbar Tandjung. Namun di bawah kepemimpinan anak kedua dari 17 bersaudara di keluarganya itu, Golkar mengalami penurunan prestasi, terutama dalam jumlah perolehan kursi Golkar di Pemilu 2009 yang jumlahnya merosot 21 angka dari Pemilu 2004.
Saat Pemilu Presiden 2009, pencalonannya sebagai Calon Presiden Republik Indonesia bersama Wiranto pun gagal mendapat amanat dari rakyat. Ia berada di posisi terbawah, dengan perolehan dukungan sebesar 12,41 persen.
Peran JK dalam penyelesaian konflik di Indonesia terbilang hebat. Sosoknya dikenal sebagai orang yang bergerak sangat cepat dalam menangani masalah. JK memiliki andil dalam mewujudkan perdamaian di Aceh, Ambon, Poso, dan Papua.
Aktif Berorganisasi
Jusuf Kalla menikah dengan Hj Mufidah Jusuf yang kemudian dianugerahi seorang putra dan empat putri serta sembilan cucu. Jusuf Kalla pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejhteraan Rakyat pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri.
Selain itu ia juga sangat aktif pada berbagai organisasi kemasyarakatan, seperti di Palang Merah Indonesia (PMI). Pada Musyawarah Nasional PMI XIX, JK terpilih untuk memegang jabatan Ketua Umum PMI periode 2009-2014. JK juga terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) periode 2012-2017, dalam Muktamar VI DMI.
Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum DMI, JK selalu menekankan pentingnya pemberdayaan masjid agar lebih berfungsi dan berdaya-guna bagi masyarakat banyak. Untuk itu, di tangannya DMI aktif melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, baik dengan pemerintah ataupun swasta dan program pemberdayaan. JK memimpin DMI dengan slogan “Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid.”
Dengan slogan itu, JK ingin mengajak umat Islam ke kemajuan dan kemandirian. Selain itu, mendorong umat Islam menciptakan perdamaian dan kemakmuran bangsa.
Kini, nama JK kembali hangat diperbincangkan oleh media dan masyarakat. Sebagai calon wakil presiden pendamping Joko Widodo, JK maju ke Pemilu Presiden 2014. Meski tidak didukung partai tempatnya bernaung, Golkar, JK tetap yakin bahwa Koalisi Indonesia Hebat (PDIP, PKB, Nasdem, Hanura, dan PKPI) mampu mengantarkannya bersama Joko Widodo untuk memimpin Indonesia, lima tahun ke depan. (jusufkalla.info/kpu.go.id)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...