KAA – Presiden Jokowi Serukan Reformasi Arsitektur Keuangan Global
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan reformasi arsitektur keuangan global untuk memupus dominasi sekelompok negara terhadap negara-negara lainnya.
Seperti tertuang di AFP, Rabu (22/4) menyebut Jokowi memang tidak merujuk Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) bentukan Tiongkok, namun yang jelas sang presiden ingin ada pandangan baru tentang keuangan dunia.
Presiden Jokowi untuk membangun tatanan keuangan global baru untuk menggantikan lembaga-lembaga yang disebutnya "usang". Pidato itu, sebut AFP, disampaikan di tengah semakin kuatnya dukungan terhadap bank pembangunan kawasan baru dukungan Beijing.
"Pandangan yang menyatakan bahwa masalah ekonomi global hanya bisa diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF, ADB, adalah pandangan kuno yang perlu dicampakkan," kata Jokowi kepada para pemimpin dua benua, termasuk Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Dalam kesempatan terpisah, salah satu delegasi negara Asia Afrika menyambut pidato lugas Presiden Joko Widodo pada Peringatan Ke-60 Konferensi Asia Afrika adalah Presiden Zimbabwe Robert Mugabe. “Negara-negara Afrika dan Asia adalah kekuatan hebat, namun kekuatan jumlah itu tak diperhitungkan ketika menyangkut pelaksanaan dan pengawasan sistem multilateral,” kata Mugabe.
Bank Dunia (World Bank) dan Dana Moneter Internasional (IMF/ International Monetary Fund) adalah bagian dari Sistem Bretton Woods yang dibentuk semasa Perang Dunia II, sedangkan Bank Pembangunan Asia adalah lembaga pimpinan Jepang yang memodel Bank Dunia.
Para kepala negara yang datang secara bergelombang sejak pukul 08.30 WIB disambut oleh Presiden Joko Widodo yang menunggu di lokasi kedatangan untuk kemudian menuju ruang sidang bersama-sama.
Tampak hadir dan disambut oleh Presiden antara lain Sultan Brunei Darussalam Hasanal Bolkiah, Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping, Perdana Menteri Palestina Rami Al Hamdallah, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, Raja Jordania Abdullah II, Presiden Iran Hassan Rouhani dan PM Thailand Jenderal Prayut Chan o cha. Peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika yang berlangsung pertengahan April 2015 diharapkan tidak hanya sekadar menjadi memorabilia peristiwa yang terjadi di Bandung 1955 lalu, namun juga diharapkan bisa kembali menyuarakan kepentingan negara-negara di kawasan Asia Afrika terhadap arsitektur politik internasional yang lebih baik. (Ant).
Editor : Eben Ezer Siadari
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...