KAI-Pertamina Uji Coba Kereta LNG
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - PT KAI dan Pertamina Persero, melakukan uji coba penggunaan bahan bakar "liquified natural gas" untuk kereta pembangkit dengan target pemanfaatan secara komersial pada April 2018.
"Dari hasil pengujian yang sudah dilakukan, penggunaan `liquified natural gas` (LNG) untuk kereta pembangkit menunjukkan hasil yang baik dan lebih efisien dibanding penggunaan solar," kata Executive Vice President (EVP) Eko Purwanto di Yogyakarta, Selasa (11/10).
Menurut dia, tingkat efisiensi penggunaan LNG mencapai sekitar 80 persen dibanding penggunaan solar. Bahan bakar yang tertampung di tangki LNG yang berada di kereta pembangkit mampu digunakan untuk menempuh perjalanan antara Yogyakarta-Surabaya pulang pergi dan kembali ke Surabaya.
"Jarak tempuh tersebut setara dengan jarak antara Jakarta-Surabaya. Tentunya, penggunaan LNG ini sangat efisien," katanya.
Ia berharap, penggunaan bahan bakar LNG yang jauh lebih efisien dibanding solar bisa meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat pengguna moda transportasi darat tersebut.
Sementara itu, Vice President LNG Pertamina Persero Didik Sasongko mengatakan selain penggunaannya lebih efisien, bahan bakar gas juga lebih ramah lingkungan dibanding solar.
"Ke depan, kami berharap penggunaan LNG tidak hanya terbatas pada kereta pembangkit saja tetapi juga ke lokomotif dan ditargetkan bisa digunakan secara komersial mulai April 2018," katanya.
Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan LNG, Pertamina akan membangun titik-titik distribusi di sejumlah lokasi yang bisa digunakan untuk pengisian LNG kereta. "Saat ini, LNG diambil dari Bontang," katanya.
Sedangkan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM Kementerian ESDM Sutijastoto mengatakan, penggunaan LNG untuk kereta memiiki nilai penting bagi pemerintah yaitu mendukung konversi bahan bakar minyak di transportasi ke gas.
Saat ini, konsumsi bahan bakar minyak untuk memenuhi kebutuhan transportasi memiliki porsi cukup besar yaitu mencapai 83 persen. Padahal, pemerintah menargetkan penggunaan BBM untuk transportasi bisa ditekan menjadi 20 persen pada 2025.
"Ada beberapa konsumsi BBM yang sudah bisa memenuhi target seperti industri sekitar 10 persen, rumah tangga 3,5 persen dan pembangkit sekitar lima persen. Konversi energi di transportasi ini yang sangat sulit," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, masyarakat membutuhkan contoh nyata mengenai penggunaan gas, salah satunya melalui PT KAI.(Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...