Kairos dan Kronos dalam Berbagi
Kata orang, kesempatan itu tak berwajah sehingga sulit dikenali, dan berekor licin sehingga sukar ditangkap saat orang menyadarinya.
SATUHARAPAN.COM – ”Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” (Yoh. 12:5). Yudas mengkritik tindakan Maria yang menuangkan setengah liter minyak narwastu ke kaki Yesus dan menyeka dengan rambutnya. Di mata Yudas, tindakan Maria tak beda dengan pemborosan. Uang 45 juta rupiah (1 dinar adalah upah harian pekerja bangunan waktu itu) hilang dalam sekejap.
Namun, di mata Sang Guru, tindakan Maria bukanlah pemborosan. Yesus menukas protes Yudas: ”Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu” (Yoh. 12:7-8).
Ketika Yudas menyertakan orang miskin dalam argumennya, Yesus menegaskan bahwa orang miskin tidak akan pernah hilang dalam kehidupan. Bantuan kepada orang miskin merupakan hal yang sudah semestinya dan rutin. Akan tetapi, sekali lagi, Yesus menyatakan bahwa tindakan Maria itu merupakan persiapan untuk hari penguburan-Nya. Dengan kata lain, Sang Guru hendak menyatakan bahwa Dia tidak selalu bersama-sama dengan mereka. Dan kematian-Nya tidak terjadi berulang kali.
Tampaknya Yesus hendak memperlihatkan bahwa dalam berbagi, kita perlu memperhitungkan aspek waktu pula. Ada dua kata untuk waktu dalam bahasa Yunani yakni kronos dan kairos. Kronos adalah waktu yang bergulir secara konsisten dan berulang—Senin, Selasa, Rabu,... hingga Senin.
Sedangkan kairos adalah saat atau kesempatan yang tidak akan berulang. Kata orang, kesempatan itu tak berwajah sehingga sulit dikenali, dan berekor licin sehingga sukar ditangkap saat orang menyadarinya.
Ketika mengatakan bahwa orang miskin selalu ada pada kamu, Yesus kelihatannya mengingatkan bahwa tindakan berbagi kepada orang miskin tidak boleh berhenti dilakukan para muridnya. Itu sesuatu yang ajek dan terus ada, kronos.
Di mata Yesus, Maria mampu melihat kairos atau kesempatan itu. Maria mengisi kairos itu dengan memberikan yang terbaik. Orang boleh saja menilainya sebagai pemborosan. Akan tetapi, dalam Alkitab tercatat hanya Marialah yang mempersiapkan diri Yesus dalam menyongsong kematian-Nya.
Editor : Yoel M Indrasmoro
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...