Kairos di Tengah Krisis
Kita perlu memandang krisis karena Covid 19 ini sebagai kairos Tuhan untuk melakukan berbagai kebaikan, bukan sebaliknya menjadi oportunis.
SATUHARAPAN.COM – Kairos adalah kesempatan. Kairos dalam mitologi Yunani adalah personifikasi opportunity atau kesempatan. Dalam Alkitab Perjanjian Baru kairos adalah the appointed time in the purpose of God atau waktu yang ditentukan dalam tujuan Allah.
Kata krisis berasal dari bahasa Yunani krisis (kata benda) dan krino (kata kerja), yang berarti ”menarik batas” atau ”titik balik”. Sedangkan dalam kebijakan Tiongkok, krisis ditulis dengan Wei Ji yang artinya ”bahaya” dan ”peluang”.
Penjelasan etimologis ini seolah mengarahkan kita untuk memahami bahwa di dalam krisis selalu terkandung peluang-peluang baru untuk menata dan memperbarui kehidupan. Krisis bisa menjadi titik balik untuk belajar dan merespons, beradaptasi dengan situasi secara kreatif atau hikmat baru.
Sejak munculnya fenomena Covid-19 yang berasal dari Wuhan China pada awal Desember 2019 dan akhirnya merebak ke 167 negara diseluruh dunia, berbagai respons manusia di belahan dunia berbeda tergantung pada motivasi yang melatarbelakangi. China—yang kerap disebut-sebut sebagai negara komunis—menerapkan suatu langkah yaitu merapatkan barisan dan saling menyemangati satu sama lain.
Sedangkan di negara lain seperti Korea Selatan yang jumlah penyebarannya juga cukup banyak, para selebritis menggalang solidaritas dengan menyumbangkan sebagian kekayaan mereka. Warga Italia mengibarkan bendera dari rumah jendela rumah mereka. Para konglomerat Amerika Serikat tak ketinggalan juga berdonasi untuk mendanai riset vaksin korona.
Di Indonesia sendiri beberapa langkah membangun kesadaran kolektif warga masih belum terasa dampaknya, justru panic buying dan penyebaran hoaks tentang korona masih terjadi di beberapa tempat.
Dalam konteks itulah kita perlu memandang krisis karena Covid 19 ini sebagai kairos Tuhan untuk melakukan berbagai kebaikan, bukan sebaliknya menjadi oportunis. Langkah-langkah kecil—seperti: menggalang donasi untuk peralatan medis bagi paramedis, menghibur dan menguatkan para pasien dan keluarganya melalui sapaan media sosial media, berbelanja secukupnya, mendukung imbauan pemerintah bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan ibadah di rumah—adalah upaya sederhana dan bermakna sebagai langkah mengubah krisis ini menjadi kairos Tuhan.
Siapa pun bisa melakukannya.
Editor : Yoel M Indrasmoro
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...