Kakak Saipul Jamil, Samsul Hidayatullah, Masuk Tahanan KPK

Kakak kandung dari Saipul Jamil, Samsul Hidayatullah ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan pada hari Rabu (15/6) di kawasan Sunter, Jakarta Utara yang melibatkan panitera Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Tersangka Samsul diduga melakukan tindak pidana penyuapan dengan barang bukti uang sejumlah Rp 250 juta dalam penanganan kasus Saipul Jamil. (Foto-foto: Dedy Istanto).

Samsul Hidayatullah keluar mengenakan rompi oranye saat keluar dari gedung KPK setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam operasi tangkap tangan yang diduga melakukan suap kepada panitera PN Jakarta Utara.

Samsul Hidayatullah berada di dalam mobil tahanan saat keluar dari gedung KPK setelah ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus dugaan suap yang melibatkan panitera PN Jakarta Utara.

Samsul Hidayatullah mengenakan rompi oranye berada di mobil tahanan setelah keluar dari gedung KPK setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK terkait dugaan tindak pidana suap kepada panitera PN Jakarta Utara.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kakak kandung Saipul Jamil, Samsul Hidayatullah, digelandang ke tahanan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hari Kamis (16/6) setelah ditetapkan sebagai tersangka.

Samsul Hidayatullah ditahan setelah diamankan dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK dan dinaikan statusnya menjadi tersangka atas dugaan suap yang melibatkan panitera Pengadilan Negeri Jakarta Utara dalam penanganan proses hukum Saipul Jamil.

Dari hasil OTT yang dilakukan pada hari Rabu (15/6) di kawasan Sunter, Jakarta Utara, KPK mengamankan sejumlah uang sebesar Rp 250 juta. Selain uang, KPK juga mengamankan tujuh orang yang empat di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka.

Samsul yang keluar mengenakan rompi oranye sekitar pukul 20.07 WIB tersebut mendapat pengawalan dari petugas keamanan gedung KPK. Saat ditanya, Samsul tidak memberikan komentar terkait dengan kasus yang dijalaninya sekarang.

Editor : Eben E. Siadari