Loading...
BUDAYA
Penulis: Aninda Cakrawarti 11:37 WIB | Jumat, 12 Juli 2024

Kamboja Sambut Kepulangan Patung Berusia Satu Abad yang Dijarah Saat Perang

Pendeta Buddha Kamboja memberkati denga air suci patung artefak yang dikembalikan dari Amerika Serikat ke Kamboja, ketika upacara resmi di Museum Nasional Kamboja, pada 4 Juli 2024. (Foto: AP/Heng Sinith)

PHNOM PENH, SATUHARAPAN.COM-Kembalinya 14 patung kembali ke Kamboja yang sempat dicuri pada masa perang terasa seperti menyambut kembali jiwa para leluhur, menurut laporan dari Menteri Kebudayaan Kamboja pada hari Kamis (11/7).

Patung-patung tersebut dipulangkan dari Museum Kesenian Metropolitan di New York, Amerika Serikat, dan sampai pada hari Rabu (10/7), kemudian dipajang ke hadapan para jurnalis dan para VIP pada hari Kamis di Museum Nasional Kamboja di Ibukota Phnom Penh.

Mereka “dibuat antara abad ke-9 dan 14 di Zaman Angkorian dan merefleksikan sistem keagamaan Hindu dan Buda yang berlaku pada masa itu,” menurut pernyataan resmi dari pihak museum pekan ini.

Sebuah pernyataan dari Kementrian Budaya dan Kesenian Kamboja mengatakan bahwa “kepulangan harta bersejarah nasional” merupakan hasil negosiasi selama beberapa tahun antara tim restitusi seni Kamboja, jaksa federal AS di New York, penyidik dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, dan Museum Metropolitan.

Menteri Kebudayaan Kamboja, Phoeurng Sackona, mengatakan bahwa kepulangan artefak-artefak tersebut sangatlah penting bagi rakyat Kamboja untuk mengingat kembali warisan pada leluhur melalui masa yang baik dan buruk.

“Kepingan-kepingan ini bertahan untuk waktu yang lama di negeri lain, tetapi hari ini mereka pulang ke Kamboja, seperti sebuah berkat bagi rakyat kami untuk kedamaian dan stabilitas di negara kami sekarang,” katanya.

Bagi rakyat Kamboja, kembalinya karya seni tersebut membawa jiwa para leluhur bersama dengan mereka, kata Phoeurng Sackona, yang menambahkan bahwa membawa kembali jiwa para leluhur juga termasuk membawa kembali sejarah, rasa hormat, dan pengetahuan.

Ia mengatakan tanpa menjelaskan lebih lanjut bahwa rakyat Kamboja berharap untuk secepatnya menerima 50 artefak lainnya dari AS. Kamboja mengklaim bahwa barang-barang lain yang diselundupkan secara ilegal dari negara tersebut masih berada di Museum Metropolitan, serta di museum-museum lain dan di tangan para kolektor.

“Kepulangan ini berkontribusi dalam penyembuhan dan pemulihan rakyat Kamboja, yang bertahan selama puluhan tahun perang saudara dan sangat menderita dari tragedi rezim Khmer Rouge,” ujar Phoeurng Sackona. “Mereka juga menunjukkan hubungan erat yang telah berkembang antara kami dengan AS.”

Bagi dunia seni, kembalinya artefak-artefak ini adalah buah dari perhitungan tahun-tahun terakhir mengenai seni dan harta arkeologi yang diambil dari tanah air mereka. Hal ini termasuk bukan saja karya seni purbakala di Asia, tetapi juga kepingan yang hilang atau dicuri di masa perang di tempat lain seperti Syria, Iraq, dan negara Eropa yang diduduki Nazi.

Artefak yang dipulangkan ke Kamboja dari Metropolitan dulunya dijarah pada masa perang saudara dan ketidakstabilan di Kamboja, yang dipimpin oleh komunis brutal rezim Khmer Rouge sekitar tahun 70-an.

Mereka diambil dan diselundupkan oleh pedagang seni terkenal Douglas Latchford, yang didakwa pada 2019 atas dugaan mengatur skema bertahun-tahun untuk menjual barang bersejarah Kamboja yang dijarah ke pasar seni internasional. Latchford, yang meninggal pada tahun berikutnya, mengelak soal kontribusinya dalam penyelundupan tersebut.

Menteri Kebudayaan Kamboja menekankan dua karya seni, di antara para artefak yang dipulangkan, yang diharapkan untuk bisa segera disempurnakan dengan menyatukannya kembali dengan bagian lain yang sudah dalam kepemilikan mereka.

Kepulangan artefak ini termasuk dengan patung batu ‘luar biasa’ dari abad ke-10 tentang Dewi Uma dari ibukota kerajaan kuno Koh Ker, mereka menambahkan bahwa kaki patung tersebut telah diambil dari lokasi aslinya.

“Pada akhirnya, Dewi Uma bisa kembali dalam kemegahannya sebagai suatu patung yang utuh,” katanya.

“Lebih daripada itu, patung penting yang telah dipulangkan adalah kepala perunggu Dewa Avalokiteshvara dari abad ke-10, yang sangat diantisipasi oleh kementrian untuk disatukan kembali dengan bagian tubuhnya yang saat ini dipajang di Museum Nasional Kamboja. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home