Kampanye Perawatan Ibu Melahirkan yang Bermartabat di Polandia
POLANDIA, SATUHARAPAN.COM - Milena, seorang dokter kandungan, memiliki pengalaman kurang menyenangkan ketika melahirkan bayinya, 30 tahun lalu di Polandia. Pada saat itu, wanita hamil tidak memiliki hak untuk memilih bagaimana mereka melahirkan. Juga ada larangan kehadiran bagi suami yang memberikan dukungan di kamar bersalin, serta larangan ibu yang tinggal sekamar dengan bayi yang baru dilahirkan.
"Saya melahirkan di sebuah rumah sakit yang mirip sebuah bangsal di penjara," kata Milena. "Tanpa dukungan dari suami atau keluarga, dan hal itu menjadi pengalaman yang sangat menegangkan," katanya.
Kampanye untuk Perubahan
Sebagai respons terhadap kampanye nasional, 20 tahun yang lalu didirikanlah Yayasan Fundacja RodziÄ po Ludzku (Childbirth with Dignity), sebuah yayasan advokasi untuk perawatan ibu melahirkan di Polandia. Di yayasan tersebut, wanita Polandia mulai berbagi cerita mengenai pengalamannya selama melahirkan bayinya.
Kurangnya privasi, kesepian, dan dukungan memadai selama kelahiran, menjadi tema umum pada wanita melahirkan di Polandia. Kebanyakan wanita mengalami episiotomi (proses melahirkan yang menyakitkan), merasa terhina, dan tidak punya pilihan dalam mengelola kesakitan karena melahirkan. Sejak bayi, setelah lahir, tidak sekamar dengan ibu, mengakibatkan angka ibu menyusui menjadi sangat rendah.
"Perempuan memiliki begitu banyak trauma setelah melahirkan. Mereka memerlukan tempat untuk berbagi cerita, dan membantu menjadi lebih nyaman dalam melahirkan bayinya," kata Daria Omulecka, juru bicara di Childbirth with Dignity Foundation.
Kampanye itu, mengubah sistem kesehatan, dan memenangkan pengakuan internasional. Akibat kampanye itu, ada pencabutan larangan kehadiran pasangan atau keluarga di ruang bersalin. Bayi yang baru lahir pun langsung disusui oleh ibunya. Melahirkan menjadi pengalaman yang lebih lebih menyenangkan bagi ibu.
"Sekarang lebih banyak perempuan dapat menikmati pekerjaan. Mereka tidak lagi merasa kesepian. Pekerja perempuan yang melahirkan dan memiliki bayi, diperlakukan sebagai sebuah keluarga dalam perusahaan tempat ia bekerja. Kami percaya. pengalaman itu memiliki pengaruh pada bulan pertama mereka di rumah, sehingga lebih mudah dan menyenangkan untuk wanita," kata Omulecka.
Secara global, banyak wanita mengalami perlakuan kasar atau terabaikan saat melahirkan. Pada tahun 2014, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pernyataan yang menyerukan pada sistem kesehatan untuk berkomitmen mempromosikan hak-hak perempuan saat melahirkan. Sampai saat ini, lebih dari 80 organisasi di seluruh dunia telah mendukung pernyataan tersebut.
Seruan dukungan sistem perawatan yang baik dan terhormat, akuntabel dan profesional, kini telah dilaksanakan di Polandia.
Standar Nasional Pertama
Pada tahun 2011, sebagai hasil dari kampanye "Childbirth with Dignity" dan setelah bertahun-tahun diselenggarakannya advokasi bagi ibu hamil dan melahirkan, Departemen Kesehatan Polandia mengeluarkan perinatal nasional pertama, dan standar perawatan setelah melahirkan, sejalan dengan pedoman WHO. Hak ibu yang melahirkan antara lain, memilih tempat dan metode kelahiran, dan memutuskan siapa yang berada di ruang bersalin untuk memberi dukungan baginya, serta kebersamaan tinggal bersama bayi yang baru lahir minimal dua jam setelah kelahiran.
WHO, Yayasan Childbirth with Dignity, dan Departemen Kesehatan Polandia dan organisasi lain sekarang memantau perbaikan dalam kualitas pelayanan bagi perempuan dan bayi yang baru lahir. WHO dan Departemen Kesehatan akan segera meluncurkan alat ukur penilaian di rumah sakit untuk menilai pelaksanaan standar-standar tersebut.
"Melalui alat ukur penilaian di rumah sakit yang diluncurkan WHO, kami berharap untuk memastikan kepatuhan tersebut, melalui perawatan di fasilitas kesehatan milik pemerintah yang berkualitas, agar pelayanan bagi ibu dan anak-anak dapat ditingkatkan," kata Paulina Miskiewicz, Perwakilan WHO di Polandia.
Yayasan Childbirth with Dignity, juga telah meluncurkan situs: www.GdzieRodzic.info (WhereToGiveBirth.info).
Situs itu menerbitkan data rumah sakit untuk membantu calon orang tua mengidentifikasi di mana mereka dapat melahirkan. Tahun ini, yayasan itu memenangkan Sasakawa Health Prize pada the World Health Assembly atas upaya meningkatkan perawatan ibu di negara ini.
Angka Kematian Bayi telah Membaik
Kesehatan perinatal dan ibu di Polandia telah meningkat secara signifikan, sejak adanya advokasi untuk perempuan melahirkan melalui yayasan tersebut. Kematian bayi telah menurun dari 1 dari 66 pada tahun 1990, menjadi 1 dari 222 pada tahun 2013.
Meskipun dukungan terhadap perempuan yang menyusui setelah lahir tinggi, jumlah perempuan yang menyusui bayinya masih rendah.
"Jumlah ibu yang menyusui setelah melahirkan di rumah sakit di Polandia tinggi, namun kemudian turun setelah itu, hanya 10 persen dari ibu yang menyusui secara eksklusif selama 6 bulan," kata Miskiewicz.
WHO dan Departemen Polandia Kesehatan melaksanakan rumah sakit ramah bayi sebagai upaya global, untuk menerapkan dan dan mendukung ASI. Saat ini, hampir 90 rumah sakit di negara itu telah disertifikasi sebagai rumah sakit ramah bayi, tetapi perlu adanya riset lanjutan untuk menganalisa masih rendahnya jumlah ibu yang menyusui bayinya. (who.int)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...