Kanada akan Terapkan Sanksi Baru terhadap Rusia Terkait Ukraina
OTTAWA, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Kanada pada Senin (21/7), mengumumkan negaranya akan menerapkan sanksi-sanksi ekonomi lebih lanjut, terhadap entitas dan pihak-pihak perorangan Rusia.
Ia menyebut jatuhnya penerbangan MH17 sebagai "hasil langsung agresi militer dan pendudukan ilegal oleh Rusia" terhadap Ukraina.
Perdana Menteri Kanada Stephen Harper juga meminta Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan kepada pasukannya menarik diri dari perbatasan dengan Ukraina.
Permintaan juga mencakup penghentian aliran senjata dan militan ke Ukraina, mendesak pemberontak separatis untuk meletakkan senjata, serta memberikan akses kepada penyelidik untuk masuk ke lokasi kecelakaan pesawat.
Pesawat milik maskapai penerbangan Malaysia Airlines itu meledak di udara pada Kamis (17/7), diyakini karena terkena tembakan peluru kendali darat-ke-udara, hingga menewaskan 298 penumpang dan awak.
Insiden itu secara dramatis meningkatkan risiko dalam konflik berdarah di Ukraina, yang telah berlangsung selama tiga bulan terakhir ini.
Kiev menuduh para pemberontak sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kecelakaan pesawat tersebut, dengan mengutip gambar-gambar foto sistem peluru kendali antipesawat, yang sedang dipindahkan dari wilayah yang dikuasai pemberontak, ke wilayah Rusia kurang dari 12 jam setelah kecelakaan terjadi.
Tuduhan itu juga didasarkan pada komunikasi yang tersadap antara seorang komandan pemberontak dan petugas intelijen Rusia.
"Aksi kejahatan dan yang keterlaluan itu, dengan menembak jatuh sebuah pesawat sipil pekan lalu, merupakan akibat langsung dari agresi militer dan pendudukan ilegal Rusia terhadap Ukraina, dan menunjukkan pentingnya masyarakat internasional untuk terus memberikan tekanan terhadap rezim Putin," kata Harper dalam sebuah pernyataan.
"Jelas bahwa rezim Putin terus melakukan aksi militer yang provokatif terhadap Ukraina, pendudukan ilegal di Semenanjung Krimea dan kegagalannya untuk mengakhiri dukungan kepada kelompok-kelompok separatis bersenjata di Ukraina timur, merupakan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional."
Sanksi-sanksi "bagi banyak entitas di berbagai sektor di Rusia" merupakan hasil dari konsultasi dan koordinasi dengan sekutu-sekutu Kanada, tambah Harper.
Perincian sanksi-sanksi tersebut diungkapkan pada Senin (21/7).
Menteri Luar Negeri John Baird mengatakan, sebuah daftar "sanksi-sanksi sektoral terhadap federasi Rusia" juga sudah disusun, namun Ottawa akan menunggu langkah-langkah dari Uni Eropa dan Amerika Serikat sebelum mengumumkannya kepada publik.
Mitra-mitranya di Uni Eropa, dijadwalkan melakukan pertemuan pada Selasa (22/7), untuk membahas tekanan segera terhadap Rusia.
"Menurut saya, kenyataan bahwa hampir 200 warga Eropa kehilangan nyawa mereka dalam tragedi mengerikan ini, akan mendorong mereka yang tidak terlalu antusias soal pendekatan keras terhadap Federasi Rusia. Kami berharap mereka sekarang akan bergabung dengan Kanada, Amerika Serikat, banyak negara di Eropa, Australia, dalam menuntut tindakan yang lebih keras," kata Baird.
Dengan mengutip sumber-sumber intelijen, Baird mengatakan ada "bukti yang meningkat yang menunjuk para pemberontak (sebagai pihak yang bersalah)."
"Dan kita tahu siapa yang selama ini memasok dukungan alat-alat kepada para pemberontak." (AFP/Ant)
Editor : Sotyati
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...