Kanker Penyebab Kematian Kedua Setelah Penyakit Jantung
Data Kementerian Kesehatan: laki-laki perokok di Indonesia adalah yang terbanyak di dunia.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Saat ini kanker merupakan penyebab kematian terbanyak yang menduduki posisi kedua setelah penyakit jantung. Angka kejadian tertinggi untuk kasus kanker di Indonesia terjadi pada laki-laki yakni kanker paru dan hati.
Pada perempuan, kasus kanker masih didominasi oleh kanker payudara dan leher rahim yang menduduki urutan teratas.
Perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia yang kian modern saat ini tak selamanya mendatangkan hal positif bagi kesehatan. Penggunaan bahan pengawet makanan serta merokok merupakan pemicu kanker dalam tubuh seseorang.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru saja mengadakan survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021. Hasilnya, terungkap bahwa perokok laki-laki di Indonesia adalah yang terbanyak di dunia.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Maria Endang Sumiwi, mengatakan, ''Ternyata perokok Indonesia terbesar ketiga di dunia setelah India dan China. Kemudian perokok laki-laki Indonesia adalah yang terbanyak di dunia,'' ujar Dirjen Maria.
Menempati urutan ketiga di dunia dalam kasus jumlah perokok terbanyak, menurutnya, merupakan hal yang sangat harus diwaspadai karena dapat memicu kanker paru.
Penyebab Risiko Tinggi
Risiko kanker paru, akibat dari kebiasaan merokok atau terpapar rokok, usia 50 tahun, faktor genetik, dan pajanan karsinogen di tempat kerja dan lingkungan.
Untuk meminimalisasi penyebaran kanker yang kian masif, perlu dilakukan deteksi dini kanker agar tidak terjadi keparahan yang berimplikasi terhadap beban biaya pengobatan.
Deteksi dini diutamakan pada laki-laki, usia 40 tahun ke atas, perokok, pajanan di tempat kerja dan lingkungan: pajanan asbes, silika, Dioxin, timbal, merkuri, formaldehid (formalin), benzene (bahan bakar minyak, cat dan polusi kendaraan bermotor), dan memiliki gejala berupa batuk darah, batuk kronik, sesak nafas, nyeri dada, berat badan menurun.
Layanan Deteksi Dini
Direktur utama RSUP Persahabatan, Prof. dr. Agus Dwi Susanto, mengatakan sebagai rumah sakit rujukan respirasi nasional, RSUP Persahabatan menyediakan layanan One Stop Service, deteksi dini kanker paru.
''One Stop Service merupakan pemberian pelayanan terpusat dalam ruang unit medical check up (MCU) yang sangat memudahkan pasien untuk memeriksaan kesehatannya dalam satu tempat,'' kata Prof. Agus. Pasien bisa mendaftar dengan membuka website RSUP Persahabatan di https://www.rsuppersahabatan.co.id/ pada satu hari sebelum pemeriksaan.
Disebutkan tarif skrining kanker paru sebagai berikut :
- Pemeriksaan Fisik oleh dokter spesialis paru Rp.100.000
- Pemeriksaan Radiologi : Foto Thorax Rp.115.000, dan CT Thorax HRCT Rp.1.500.000
- Pemeriksaan Laboratorium : Darah Lengkap Rp.54.000, Rapid Antigen SARS CoV-2 Rp.99.000
- Pemeriksaan Penunjang : Spirometri Rp.335.000. Dan total biaya Rp.2.203.000
Editor : Sabar Subekti
Kekerasan Sektarian di Suriah Tidak Sehebat Yang Dikhawatirk...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penggulingan Bashar al Assad telah memunculkan harapan sementara bahwa war...