Kantor Berita RIA Novosti, Rusia Akan Diambil Alih Gazprom-Media
MOSCOW, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Rusia mengumumkan akan membubarkan kantor berita utama yang dikelola negara itu, RIA Novosti, di tengah upaya reorganisasi yang signifikan atas aset media milik negara.
Kantor berita RIA Novosti dan radio milik negara Voice of Russia akan dihapus dan menjadi kantor berita milik konglomerat media baru yang kemudian diganti nama menjadi Rossiya Segodnya. Demikian dekrit yang ditandatangani oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, hari Senin (9/12).
Hal ini merupakan langkah terbaru dalam serangkaian perubahan dalam pemberitaan di Rusia, yang tampaknya mengarah kepada masalah pengetatan kontrol negara dalam sektor media.
Dalam keputusan terpisah yang diterbitkan hari Senin, presenter televisi terkemuka Rusia, Dmitry Kiselyov, ditunjuk Kremlin sebagai kepala Rossiya Segodnya. Dia baru-baru ini diberitakan terlibat dalam skandal atas pernyataan anti gay.
Kepala administrasi presiden, Sergei Ivanov, mengatakan perubahan berkaitan dengan keuangan dan upaya agar media pemerintah lebih efektif. "Rusia memiliki kemandirian politik dan sangat membela kepentingan nasionalnya. Sulit untuk menjelaskan hal ini kepada dunia, tetapi kita dapat melakukannya, dan kita harus melakukannya," kata Ivanov kepada wartawan.
Terjemahan langsung dari Rossiya Segodnya adalah Russia Today (Rusia hari ini). Namun kantor berita ini tampaknya akan terpisah dari RT, sebuah saluran televisi berbahasa Inggris yang didanai Kremlin yang awalnya dikenal sebagai Russia Today.
Kepala RT, Margarita Simonyan, mengatakan kepada situs berita Rusia, lenta.ru, pada hari Senin bahwa dia hanya mengetahui tentang keputusan dari laporan berita.
Perubahan, termasuk amandemen legislatif harus dilakukan oleh pemerintah dalam waktu tiga bulan, menurut Kremlin. Rossiya Segodnya akan berlokasi di gedung yang sekarang menjadi kantor RIA Novosti di pusat kota Moskow, kata dekrit itu.
RIA Novosti didirikan pada tahun 1941, dua hari setelah Nazi Jerman menginvasi Uni Soviet, dan berfungsi sebagai Biro Informasi Soviet. Kantor berita ini sekarang memiliki wartawan di lebih dari 45 negara untuk menyediakan berita dalam 14 bahasa.
Bulan lalu Gazprom - Media, yang berhubungan erat dengan raksasa gas milik negara, Gazprom, membeli kendali perusahaan media Rusia, Profmedia dari miliarder Rusia, Vladimir Potanin. Pada bulan Oktober, Mikhail Lesin, mantan penasihat Kremlin, ditunjuk untuk mengepalai Gazprom – Media. (ria.ru)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...