Kantor Media di AS Diserang, Lima Tewas
MARYLAND, SATUHARAPAN.COM – Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke kantor Capital Gazette, sebuah grup media di Maryland, menewaskan lima orang dan melukai sejumlah orang lain.
Polisi menyebut kantor surat kabar itu secara khusus memang dijadikan sasaran serangan itu.
Staf di surat kabar Capital Gazette di Annapolis mengatakan, penyerang yang bersenjata senapan dan granat asap, menembaki ruang berita melalui pintu kaca.
Polisi mengatakan grup surat kabar itu sudah menerima ancaman “kekerasan” melalui media sosial belum lama ini.
Seorang tersangka pria kulit putih berumur 30 tahun ditangkap dan masih ditanyai polisi.
Para petugas masih menyelidiki ancaman sebelumnya terhadap media itu untuk menemukan pengirimnya.
“Ini adalah serangan yang memang menyasar Capital Gazette,” kata William Krampf, wakil kepala Polisi Anne Arundel.
Dia menambahkan bahwa pria bersenjata itu “memasuki gedung dengan senapan dan mencari para korbannya sambil berjalan menuruni tangga ke lantai di bawahnya”.
Dia tidak menyebut apa kemungkinan motifnya, mengapa tersangka menyasar Capital Gazette, grup media yang menerbitkan beberapa surat kabar lokal.
Presiden Donald Trump sudah mendapat arahan tentang penembakan itu. Dia juga sudah mencuitkan pesan keprihatinannya.
Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders, mengutuk serangan terhadap “jurnalis yang tidak bersalah yang melakukan tugas mereka”.
Departemen Kepolisian Kota New York (NYPD) mengatakan telah mengerahkan satuan kontraterorisme ke kantor-kantor media di dan sekitar New York City sebagai tindakan pencegahan.
Anggota parlemen dari Partai Demokrat, Anthony G Brown, menyerukan warga untuk menahan diri dalam menyudutkan orang-orang yang bekerja di bidang jurnalisme.
“Saya tentu menyerukan semua orang untuk berbicara dengan nada yang lebih sopan, nada yang lebih penuh hormat. Tidak mencaci-maki suatu kelompok, suatu industri, atau seseorang untuk apa yang mereka lakukan sebagaimana tugas mereka, dalam hal ini pers,” katanya.
Bagaikan Zona Perang
William Krampf, wakil kepala polisi setempat mengatakan, mereka telah menemukan sebuah benda yang "kami yakini sebagai alat peledak" dan sudah menghancurkannya. Dia kemudian mengatakan benda itu ternyata bom asap.
Krampf menambahkan, lebih dari 170 orang telah dipandu untuk keluar dengan aman dari gedung yang juga menjadi lokasi berbagai bisnis lain.
“Tidak ada yang lebih menakutkan dari mendengar sejumlah orang tertembak saat Anda berada di bawah meja Anda dan mendengar pria bersenjata itu mengokang lagi senjatanya,” cuit Phil Davis, seorang wartawan di kantor itu.
Davis menggambarkan suasana penembakan di kantor surat kabar yang terletak di Annapolis, sebelah timur Washington DC itu “bagaikan zona perang”.
Dia mengatakan bahwa orang-orang masih bersembunyi di bawah meja masing-masing ketika pria bersenjata itu berhenti menembak. “Saya tidak tahu mengapa. Saya tidak tahu mengapa dia berhenti menembak,” katanya kepada Baltimore Sun.
Senator Demokrat, Chris Van Hollen menanggapi cuitan Davis di Twitter, menyatakan keprihatinannya bahwa wartawan jadi sasaran serangan.
Seorang staf lainnya, Selene San Felice, mengatakan kepada CNN bahwa yang segera dia lakukan saat terjadinya penembakan adalah berbaring di bawah mejanya. Ia menambahkan bahwa dia juga berusaha keluar melalui pintu belakang tetapi terkunci.
Reporter Danielle Ohl mengatakan newsroom itu cukup kecil, dengan ‘sekitar 20 staf bagian berita’ dan beberapa staf periklanan.
Jimmy DeButts, editor di Capital Gazette, tweeted bahwa “perasaannya hancur” oleh kejadian itu.
Pejabat setempat, Steve Schuh mengatakan kepada CNN tersangka bersembunyi di bawah meja di dalam gedung ketika petugas polisi tiba “dalam 60 detik” setelah menerima berita tentang serangan itu. Dia mengatakan bahwa “tidak ada baku tembak”.
Dia menambahkan: “Para petugas hukum sudah memperoleh nama (untuk tersangka) tetapi kami belum bisa memastikannya saat ini.”
Badan-badan federal, termasuk FBI dan Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak, terlibat dalam penanganan kasus itu.
Grup media Capital Gazette antara lain menerbitkan harian The Capital, yang memiliki sejarah panjang: terbit sejak tahun 1884.
“Saya bisa mengatakan hal ini kepada Anda: Kami akan menerbitkan koran kami besok,” cuit seorang wartawannya, Chase Cook.
Capital Gazette dimiliki oleh Baltimore Sun Media Group. (BBC News Indonesia)
Editor : Sotyati
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...