Kantor Surat Kabar Sudan Diserbu Militer
KHARTOUM, SATUHARAPAN.COM - Militer Sudan menyerbu sebuah kantor surat kabar Sabtu (19/7) sore dan menyiksa pemimpin redaksi yang menyerukan normalisasi hubungan dengan Israel.
Kekerasan terhadap Osman Mirghani, pemimpin redaksi harian Al-Tayar, merupakan serangan fisik yang biasa menimpa jurnalis di Sudan, walaupun media internasional mengeluhkan tindakan ini.
Mirghani dibawa ke RS Al-Zaytouna di pusat kota Khartoum setelah “militer memukul kepala dan tangan, menggunakan popor senapan dan pentungan,” kata Faisal Mohammed Salih, jurnalis Sudan dan advokat kebebasan pers, kepada AFP.
Ibrahim Ghandour, asisten utama Presiden Omar al-Bashir, membesuk Mirghani dan menyatakan kepada jurnalis, Mirghani dalam kondisi tidak sadar, kata Salih.
Salih menyatakan sekitar tujuh orang bersenjata menyerbu kantor surat kabar sebelum waktu berbuka puasa.
“Mereke memerintahkan para jurnalis tiarap, dan mengumpulkan semua ponsel dan laptop. Kemudian memutuskan sambungan internet,” kata Salih, yang memenangkan Peter Macler Award for Courageous and Ethical Journalism tahun 2013.
“Mereka terlatih dan terorganisasi dalam serangan itu,” kata Salih.
Serangan terjadi setelah Mirghani menyerukan Sudan harus menormalisasi hubungan dengan Israel di stasiun televisi lokal, kata Salih.
Harian Al-Tayar dizinkan terbit kembali bulan Maret setelah dilarang beredar selama dua tahun.
Sudan berada di peringkat 170 dari 179 negara Indeks Kebebasan Pers Dunia tahun 2013, yang disusun Reporters Without Borders. (alarabiya.net)
Editor : Bayu Probo
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...