Kapal Penyelamat Migran Cari Tempat Aman untuk Berlabuh
ROMA, SATUHARAPAN.COM – Kapal penyelamat Eropa yang disesaki 141 migran yang diselamatkan di Laut Tengah pada Jumat (10/8), masih mencari tempat aman untuk berlabuh.
The Aquarius, yang dikelola SOS Mediterranee, dan Doctors Without Borders, mengatakan telah ditolak mentah masuk oleh Italia dan Malta. Kedua organisasi itu menuduh Italia dan Malta melanggar hukum maritim internasional, yang memungkinkan kapal menuju ke titik terdekat demi keselamatan.
Italia dan pemerintah sayap kanannya yang baru mengatakan, kapal penyelamat itu terpancing para pedagang manusia yang mendapat uang dalam jumlah besar, untuk menelantarkan penumpang mereka di laut.
Malta mengatakan, tidak ada urusan dengan kapal itu dan bahwa kapal itu tidak memiliki landasan hukum untuk memasuki pelabuhannya.
Spanyol, yang mengizinkan Aquarius bersandar di dermaganya pada Juni lalu setelah sembilan hari terkatung-katung di laut, mengatakan pelabuhannya bukanlah tempat teraman karena tidak paling dekat.
Sebanyak 141 migran itu diselamatkan Aquarius, dari kapal kayu yang oleng di lepas pantai Libya.
SOS Mediterranee mengatakan umumnya migran itu berasal dari Somalia dan Eritrea, dan telah ditahan dalam kondisi tidak manusiawi di Libya, sebelum menuju ke laut. Banyak dari mereka menderita kekurangan gizi.
Ribuan orang dari sub-Sahara Afrika dan negara-negara seperti Suriah dan Afghanistan, mencoba menyeberangi Laut Tengah setiap tahun untuk menghindari perang, terorisme, dan kemiskinan demi kehidupan yang lebih baik di Uni Eropa. (Voaindonesia.com)
Editor : Sotyati
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...