Kapten Chelsea Kecam Rasisme Pendukungnya
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Kapten Chelsea John Terry mengutuk insiden rasis yang melibatkan para penggemar klubnya di Paris saat menghadapi Paris Saint Germain (PSG) pada awal pekan ini, dengan menyebut hal itu "tidak dapat diterima."
"Itu adalah salah satu alasan utama mengapa kita mencintainya, dan apa yang terjadi di metro (kereta bawah tanah) Paris tidak dapat diterima. Klub bereaksi cepat untuk mengatasi situasi itu dan akan terus melakukannya,” seperti tertuang di AFP, Sabtu (21/2).
Chelsea telah menskors lima orang dari Stadion Stamford Bridge mereka setelah rekaman video memperlihatkan sejumlah penggemar mencegah seorang pria kulit hitam menaiki kereta api bawah tanah di Paris pada Rabu (18/2) dini hari WIB saat PSG menghadapi Chelsea di Liga Champions dengan menyanyikan lagu-lagu rasis.
Terry memiliki pengalaman pernah diskors dan didenda karena kasus pelecehan rasial terhadap pemain lawan pada 2012, "Sepakbola merupakan olahraga untuk semua orang,” kata Terry.
Pria korban rasisme yang diidentifikasi oleh media Prancis sebagai Souleymane S, berulang kali didorong sehingga tidak bisa memasuki gerbong kereta api oleh sejumlah penggemar Chelsea, yang kemudian bernyanyi, "Kami rasis, kami rasis, dan itulah hal yang kami sukai!"
Pada laga Liga Champions, PSG menahan imbang Chelsea 1-1.
Ketua Chelsea Bruce Buck juga mengekspresikan rasa kesalnya terkait insiden itu, sambil menyebut apa yang terjadi itu sebagai "persimpangan jalan" bagi klub.
"Meski hanya grup kecil berisi sedikit orang yang terlibat, itu memperlihatkan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memerangi diskriminasi -- dalam semua bentuk," kata Buck.
"Kami bertekad melakukan semua yang kami mampu untuk menghapusnya,” lanjut Buck.
Pertandingan Chelsea dengan Burnley di Liga Inggris telah dijadwalkan untuk menjadi "Pertandingan untuk Kesetaraan" tahunan klub, dan para pemain termasuk Terry mengenakan kaus yang menampilkan logo anti rasisme dan anti homofobia saat melakukan pemanasan.
Pada kesempatan terpisah Pihak Istana kepresidenan Prancis mengatakan bahwa Presiden Francois Hollande telah berbicara dengan Souleymane S, warga Prancis keturunan Mauritania pada Jumat (20/2), untuk menyampaikan rasa simpatinya. Presiden Hollande berbicara dengan Souleymane dan memberi dukungan moral terhadapnya setelah peristiwa serangan rasial," kata pihak istana Elysee.
Souleymane didorong ke luar oleh sekelompok suporter Chelsea saat hendak masuk kereta Paris Metro. Para suporter Chelsea tersebut sedang menuju stadion Parc des Princess untuk menyaksikan timnya melawan tuan rumah Paris St Germain dalam Liga Champion yang berakhir 1-1. (Ant/AFP).
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...