Karena Cross the Border, Indonesia Bawa Isu Narkoba di KAA
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indonesia berinisiatif membawa isu tentang narkotika dan obat terlarang (narkoba) ke dalam Peringatan 60 Tahun Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KAA).
"Indonesia akan bahas mengenai narkoba. Saat ini, di Indonesia narkoba menjadi musuh terbesar," kata Penanggung Jawab Acara KAA 2014 Luhut Binsar Pandjaitan usai acara pembukaan pameran Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) sebagai bagian dari rangkaian acara KAA 2015, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (17/4).
Luhut mengatakan persoalan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan, mengacu pada data Badan Nasional Narkotika (BNN) disebutkan sebanyak 33 orang meninggal setiap hari akibat kasus penyelahgunaan narkoba.
"Karena narkoba ini cross the border, tidak mengenal suku, agama, dan pekerjaan. Kita harus sama-sama menyelesaikan ini supaya masa depan bangsa pada generasi mendatang akan lebih baik," ujar Luhut yang juga merupakan Kepala Staf Kepresidenan itu.
Selain membawa isu narkoba ke dalam salah satu pembahasan di KAA tahun ini, Luhut menyampaikan grup band Slank juga akan turut berpartisipasi dengan menyelipkan pesan anti narkoba dalam penampilannya di KAA nanti.
"Presiden setuju konser Slank dibuat untuk memberikan pesan kepada anak-anak muda bahwa mari sama-sama kita melawan narkoba," kata Luhut.
Masalah Kemanusian
Selain isu narkoba, Luhut menjelaskan KAA juga akan membahas berbagai persoalan kemanusian yang melanda kawasan Timur Tengah, mulai dari masalah hak asasi manusia (ham), kemanusian, keadilan, hingga kelompok militan Islamic State Iraq and Syria (ISIS).
Menurut Luhut, Indonesia sebagai negara dengan keragaman budaya akan membagi pengalamannya dalam membangun toleransi. "Masalah keadilan dan kemanusiaan itu kan jadi isu yang sangat sensitif sekarang. Kalau kita lihat sekarang sudah ratusan ribu yang mati di Suria," kata Luhut.
"Kita akan membagi pengalaman kita pada teman-teman bagaimana kita membangun toleransi, meskipun berbeda-beda tetapi tidak harus bunuh-bunuhan," dia menambahkan.
Sementara itu, Konferensi Asia Afrika akan menghasilkan tiga dokumen utama yakni Bandung Message, Deklarasi Penghidupan Kembali Kemitraan Strategis Asia-Afrika Baru, dan Deklarasi Dukungan Kemerdekaan Palestina. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...