Karnaval Produk Daur Ulang Sampah Meriahkan HUT RI
SUKABUMI, SATUHARAPAN.COM - Pawai kemerdekaan yang menampilkan beragam karya masyarakat di Kelurahan/Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat berupa produk dari daur ulang sampah atau barang bekas menambah meriah perayaan HUT ke-79 Kemerdekaan RI, Sabtu (17/8).
"Kami mengapresiasi kreativitas warga saat merayakan Hari Kemerdekaan RI ini memanfaatkan sampah maupun barang bekas untuk didaur ulang dan dijadikan produk menarik, memiliki nilai ekonomi serta yang paling utama mengurangi volume sampah," kata Lurah Cibadak Ridwan Kurniawan di Sukabumi, Sabtu.
Menurut Ridwan, pawai atau karnaval yang diselenggarakan masyarakat antar-rukun warga (RW) di Kelurahan Cibadak ini diikuti oleh warga yang tinggal di 22 RW. Adapun tema yang ditampilkan berupa lingkungan, penampilan seni, budaya dan perjuangan yang di mana pernak-pernik, miniatur hingga kostum yang digunakan masyarakat hasil dari daur ulang.
Pantauan di lokasi, pawai karnaval yang dipusatkan di Lapang Sekarwangi, Kelurahan Cibadak terdapat beragam penampilan unik dari masyarakat seperti yang ditampilkan warga RW 03 dengan mengangkat tema perjuangan di mana peserta berdandan seperti pejuang yang berperang melawan penjajah.
Bahkan untuk mendukung tema yang ditampilkan, masyarakat membuat kostum lengkap dengan senjata api menyerupai para pejuang saat merebut kemerdekaan dari penjajah serta menampilkan replika berupa tank baja dan pesawat terbang yang seluruhnya dibuat dari kardus styrofoam bekas.
"Untuk menyemangati peserta pawai karnaval panitia pun menyediakan hadiah menarik. Seluruh penampilan, kreativitas dan kekompakan dinilai oleh juri, RW yang mendapatkan nilai tertinggi akan mendapatkan hadiah," tambahnya.
Sementara, Ketua RW 03 Adi Sukmadi mengatakan pada perayaan Hari Kemerdekaan RI ini pihaknya ingin menunjukkan kreatifitas sebaik mungkin. Dalam kegiatan ini, warganya memilih tema perjuangan dengan membuat replika tank baja dan pesawat terbang yang dibuat dari limbah berupa kardus maupun styrofoam, sehingga untuk biaya pembuatannya tidak besar dan mengeluarkan uang hanya untuk beli cat dan kawat.
"Proses pengerjaan kreasi ini memakan waktu sekitar satu minggu, dimulai mengumpulkan barang-barang bekas yang diperoleh dari warung dan rumah warga, kemudian melakukan perakitan hingga penyelesaian," katanya.
Pihaknya mengapresiasi seluruh warga yang bergotong royong dan menyumbangkan apa yang mereka punya agar bisa memberikan penampilan yang terbaik serta unik pada pawai karnaval ini.
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...