Kartini di Gugus Tugas COVID-19 LIPI
CIBINONG, SATUHARAPAN.COM – Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) mengamanatkan sinergi kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Untuk mendukung upaya Gugus Tugas dalam menekan penyebaran virus corona, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Lingkungan LIPI yang dipimpin Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Puspita Lisdiyanti.
Sejak pertengahan Maret 2020, Puspita Lisdiyanti ditunjuk sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di LIPI. Perempuan kelahiran Yogyakarta, 14 Agustus 1967 itu, bertanggung jawab mengkoordinasikan seluruh sumber daya LIPI untuk mendukung tugas-tugas instansi terkait percepatan penananganan COVID-19, seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
“Tugas pertama saya adalah mengumpulkan semua proposal riset di satuan kerja LIPI yang berhubungan dengan penanganan COVID-19,” kata Lilis, panggilan akrabnya, yang dilansir lipi.go.id, 21 April 2020.
Proposal itu kemudian dievaluasi dan diklasifikasi apakah dapat dicapai dalam jangka panjang, jangka menengah, atau jangka panjang.
Tugas Lilis berikutnya adalah meningkatkan kapasitas pemahaman untuk penanganan COVID-19. Sejak 26 Maret lalu LIPI mengadakan pelatihan “Indonesia Memanggil: Pelatihan Penanganan COVID-19”. “Pelatihan ini untuk pemenuhan kebutuhan SDM terlatih dalam penanganan mikroorganisme patogen semacam COVID-19 seperti pemahaman aspek biosafety dan biosecurity,” ujar Lilis.
Pelatihan ini diikuti 850 peserta yang akan dijadikan tim untuk deteksi virus COVID-19 berdasarkan Real-Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).
Lilis juga bertugas menyiapkan sumber daya seperti Laboratorium Biosafety Level-3, juga dukungan peneliti. Atas dukungan berbagai pihak dalam waktu satu bulan ini telah dihasilkan beberapa produk seperti alat-alat sterilisasi berbasis ultraviolet dan ozon.
“Dalam waktu dekat akan dilalukan deteksi virus COVID-19, uji klinis imunomodulator berbasis herbal Indonesia, alat ventilator, dan whole genome sequencing,” Lilis menjelaskan.
Perjalanan Karier
Lilis menyelesaikan seluruh jenjang pendidikannya di Jepang. Ia memulai dengan Diploma Bahasa Jepang di Takushoku University (1987-1988), kemudian mengambil Agricultural Chemistry di Tokyo University of Agriculture and Technology (1988-1992) untuk gelar sarjana.
Semua itu ia peroleh dengan dukungan beasiswa Overseas Fellowship Program (OFP) yang digagas mendiang presiden ketiga Indonesia, BJ Habibie. Seusai studi, Lilis kemudian berkiprah LIPI.
Pada tahun 1997 hingga 1999, Lilis melanjutkan jenjang magister Applied Biology and Chemistry di Tokyo University of Agriculture, yang dilanjutkan ke jenjang doktoral di universitas yang sama hingga tahun 2003.
Atas kerja kerasnya, Lilis menerima beberapa penghargaan, di antaranya Young Scientist Award dari Japanese Society of Culture Collection, Jepang (2004), Peneliti Unggul LIPI (2005), dan 100 Perempuan Peneliti Berprestasi di Indonesia dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (2010).
Selain itu, hasil penelitiannya terekam dalam publikasi sebanyak 38 jurnal internasional, 33 jurnal nasional, satu bab di buku internasional, tiga buku nasional, empat bab di buku nasional, 50 prosiding internasional dan nasional, dan 10 paten yang dua di antaranya telah tersertifikasi.
Peran dalam Keluarga
Pernikahannya dengan Haryo Pramono dikaruniai tiga anak, yaitu Anindita Nofarida, Bima Radhityo, dan Connie Kusumawardhani. Sebagai seorang perempuan, ibu rumah tangga, sekaligus peneliti, Lilis menjalankannya secara seimbang.
“Pada periode Kerja Dari Rumah ini, hampir seluruh koordinasi lakukan dari rumah, sehingga saya dapat memantau belajar anak-anak dan menyelesaikan urusan rumah tangga secara bersamaan,” ujarnya.
Bagi Lilis, melakukan pekerjaan rumah tangga merupakan hiburan yang menyenangkan di tengah kesibukan meneliti. Suami dan anak-anaknya pun memahaminya karena ia selalu berbagi cerita sehingga mereka dapat mendukung. Selain itu, ia juga membiasakan untuk berdiskusi. “Bagi saya, izin dan dukungan keluarga adalah nomor satu,” katanya. (lipi.go.id)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...