Kartun Majalah Spanyol Dituduh Menghina Yesus dan Yahudi
MADRID, SATUHARAPAN.COM - Komunitas Yahudi Spanyol mengancam akan mengambil tindakan hukum terhadap kartun bergaya Nazi yang diterbitkan oleh majalah satiris yang berbasis di Barcelona.
Kartun itu menggambarkan seorang serdadu Israel berhidung bengkok mengencingi seorang Palestina. Kartun tersebut juga menggambarkan seorang Yahudi secara fisik menghina Yesus.
Dalam edisi terbaru, majalah milik kelompok sayap kiri yang populer, El Jueves, --sebuah publikasi yang mirip dengan gaya mingguan Prancis, Charlie Hebdo -- ilustrator Julio Serrano secara kasar mengkritik negara Yahudi. Di antara kritiknya, termasuk menuduh bahwa Museum Israel di Yerusalem menyimpan gulungan Taurat yang dibungkus dengan "kulit testis saya yang suci."
Disebutkan juga bahwa setiap orang Yahudi yang menikah dengan Arab dilucuti kewarganegaraannya dan diusir.
"Ini benar-benar keterlaluan dan jelas kami akan mencari upaya hukum," kata David Hatchwell, ketua komunitas Yahudi Madrid, mengatakan kepada The Jerusalem Post pada hari Kamis (11/2).
Menurut dia, kartun tersebut sama sekali tidak dapat diterima karena merupakan serangan anti-Semit dan fitnah terhadap bangsa Yahudi.
"(Kartun) ini kemungkinan diambil dari Der Stürmer-nya Nazi dan tak seorang pun akan melihat perbedaannya," kata dia, merujuk cara El Jueves menggambarkan orang-orang Yahudi yang memiliki hidung panjang dan ingin mendominasi tetangga non-Yahudi mereka.
Dalam salah satu gambar kartun, ditampilkan seorang tentara Israel, mengenakan sesuatu seperti helm gaya Jerman, terlihat memegang alat kelaminnya di tangannya saat dia membuang air kecil ke arah orang Arab yang meringkuk dan berteriak, "Kamu tidak mengerti, Palestina, kakek-nenek saya berada di sebuah kamp konsentrasi."
Serrano menulis di majalah itu, "Oke, Holocaust mengerikan dan mengakibatkan terciptanya Negara Israel dan orang Yahudi bisa hidup damai, tapi itu tidak memberikan hak kepada Anda untuk menyerang orang-orang non-Yahudi yang tinggal sana."
Ia melanjutkan, "Israel seperti anak yang menyaksikan dengan ngeri saat ayahnya memukul ibunya dan sekarang, sebagai orang dewasa, ia memukuli istrinya."
Ilustrasi lain menunjukkan seorang tentara Israel menendang seorang wanita Arab dan seorang pria Hassidic.
Digambarkan pula bahwa undang-undang Israel merupakan "Apartheid 2.0." ilustrator mempertegas bahwa "tidak ada orang Israel yang bisa menikah dengan Palestina, [dan bahwa jika] itu terjadi, orang Israel kehilangan kewarganegaraannya dan wajib pindah kewarganegaraan.
"Orang-orang Palestina terpaksa menggunakan jalan kelas dua, yang dipenuhi dengan pos-pos pemeriksaan di mana tentara Israel menggunakan pengendalian ketat atas pergerakan orang-orang yang bukan Yahudi," tambah dia, menggunakan gambar seorang Yahudi berhidung panjang mendorong Yesus yang dipukuli di samping pos pemeriksaan.
Atas semua ini, David Hatchwell menjawab: "Ini adalah kebohongan, benar-benar non-faktual, dan itu dilakukan dengan cara yang cukup canggih sehingga orang yang tidak tahu apa-apa tentang konflik Israel-Palestina akan berpikir bahwa Israel adalah penindas seperti Nazi, dan itu mempertegas setiap mitos [yang telah ada] di Eropa [tentang Yahudi] selama ribuan tahun. "
Komunitas Yahudi berencana mengajukan kasus ini ke pengadilan, dengan tuduhan melakukan ujaran kebencian, yang merupakan "anti-Semitisme murni" yang "diharamkan oleh nilai-nilai Spanyol modern," kata Hatchwell.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...