Karya Tulis Yahudi Mulai Hiasi Dunia Sastra Jerman
JAKARTA - Dunia sastra Jerman kini mulai diramaikan dengan kehadiran karya tulis Yahudi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman. Hal itu diungkapkan oleh penulis sekaligus penerjemah, Mirjam Pressler, dalam wawancaranya dengan Deutsche Welle. Pressler sendiri dikenal sebagai penerjemah buku harian Anne Frank ke dalam bahasa Jerman.
Pressler melihat bahwa kebangkitan karya tulis Yahudi mulai terjadi karena dipicu oleh pengadilan Adolf Eichman di tahun 1961. Setelahnya, situasi bagi bangsa Yahudi korban Holocaust mulai membaik. Hal tersebut ditandai dengan munculnya rasa ingin tahu dari masyarakat untuk mulai menanyakan kisah bangsa Yahudi yang selamat dari kejadian tersebut. Sebelumnya terjadi keengganan untuk menyinggung mengenai hal tersebut di kalangan masyarakat Jerman, bahkan termasuk dari bangsa Yahudi itu sendiri, karena hal itu dianggap sesuatu yang personal oleh mereka.
Buku-buku yang bermunculan sebelum era kebangkitan karya tulis Yahudi biasanya merupakan autobiografi dari korban-korban yang selamat, namun rata-rata mereka sudah berusia sangat tua saat buku itu dibuat. “Memang membutuhkan waktu yang cukup lama bagi masyarakat agar mau mengetahui dan mendengarkan kisah dari para korban Holocaust yang selamat,” kata Pressler.
Setelah itu, mulailah muncul beberapa nama penulis Yahudi yang aktif berkarya. Misalnya, Schoschana Rabinovici, dengan karyanya yang berjudul “Thanks to my Mother”, yang menceritakan mengenai kisahnya saat selamat dari kamp konsentrasi saat masih anak-anak. Atau penulis-penulis lainnya seperti Zeruya Shalev, atau Aharon Appelfeld. Pressler bahkan menyebutkan kini sudah ada 10 penerjemah yang mengerjakan penerjemahan dari bahasa Ibrani, atau bahasa Yahudi, ke bahasa Jerman.
Selain itu hal menarik lainnya bagi Pressler adalah mengenai literatur Yahudi di Jerman, adalah mulai bermunculannya karya-karya tulis yang tidak berkaitan dengan Holocaust. Buku-buku itu bahkan dicetak oleh penerbit Jerman. Menurut Pressler, hal tersebut mulai tampak normal, dan sudah bukan merupakan hal yang aneh lagi.
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...