Kasus Ahok, Hayono Isman: Fitnah Lebih Kejam dari Pembunuhan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menanggapi status tersangka dan proses hukum yang tengah dijalani oleh calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mantan anggota Partai Demokrat, Hayono Isman, menilai, hal yang menimpa Ahok itu lebih kejam dari pembunuhan.
"Sebagai orang Islam, saya tahu bahwa fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Itu dilarang," ujar Hayono, hari Selasa (29/11), di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat.
Dugaan fitnah yang dimaksud Hayono adalah transkrip Buni Yani yang mengedit atau menghilangkan salah satu kata yang diucapkan Ahok kala memberikan pidato sebagai Gubernur DKI di Kepulauan Seribu tanggal 27 September 2016 lalu.
"Buni Yani menjadi tersangka atas dugaan penyebaran kebencian dengan isu SARA, karena mengubah ucapan Pak Ahok. Hal itu lantas menjadi viral mulai tanggal 6 Oktober 2016 di media sosial," ujar dia.
Hayono menyayangkan kegaduhan yang tercipta akibat dari isu tersebut. "Sebelum Buni Yani mengunggah tidak ada kegaduhan sekalipun sudah ada yang mengunggah di Youtube. Meskipun berat dan tidak pantas menjadi tersangka, tapi Pak Ahok siap menjalani ini. Pak Ahok korban dugaan fitnah, biar proses pengadilan yang mengungkapkan kebenaran," katanya.
Terkait rencana unjuk rasa pada tanggal 2 Desember 2016, Hayono mendukung. Ia memandang, itu akan menjadi pelajaran politik dan hukum yang baik bagi semua orang.
"Saya mendukung unjuk rasa tersebut, karena sudah disepakati dengan Polri bahwa ini adalah aksi damai dengan tema penegakan hukum yang berkeadilan. Ini berlaku untuk semua orang, tak hanya untuk Pak Ahok," ujar Hayono.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...