Kasus COVID-19 di Turki, Tertinggi di Luar Eropa dan AS
Erdogan dan Trump Kerja Sama Atasi Dampak COVID-19.
ANKARA, SATUHARAPAN.COM-Kasus terinfeksi virus corona yang dikonfirmasi di Turki telah meningkat menjadi 86.306 orang, kata Menteri Kesehatan Turki, Fahrettin Koca, pada hari Minggu (19/4). Dengan jmlah kasus itu, Turki memiliki jumlah tertinggi untuk negara di luar Eropa atau Amerika Serikat.
Terjadi peningkatan 3.977 kasus dalam 24 jam terakhir, dan menjadikan jumlah kasus terkonfirmasi di Turki di atas China, di mana virus corona pertama kali muncul.
Koca mengatakan bahwa 127 orang lagi telah meninggal, sehingga jumlah korban jiwa menjadi 2.017orang. Sebanyak 11.976 orang telah pulih dari virus corona, dan negara itu melakukan tes dalam 24 jam terakhir mencapai 35.344, kata menteri.
Turki baru melaporkan pasien virus corona pertama pada 10 Maret, tetapi telah mengalami perkembangan jumlah kasus yang dikonfirmasi meningkat tajam sejak itu. Sekarang memiliki total tertinggi ketujuh di dunia dalam kasus COVID-19. Dan Turki telah menguji lebih dari 634.000 orang.
Sementara itu, dilaporkan bahwa Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan sepakat dalam pembicaraan di telepon pada hari Minggu untuk bekerja sama melawan ancaman yang ditimbulkan oleh wabah virus corona, kata kepresidenan Turki, dikutip Anadolu.
Kedua pemimpin "sepakat untuk melanjutkan kerja sama erat mereka melawan ancaman yang ditimbulkan pandemi virus corona terhadap kesehatan masyarakat dan ekonomi kita," katanya, tanpa memberikan perincian. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...