Kasus Pecehan Seks oleh Pasukan PBB Disidangkan
KINSHASA, SATUHARAPAN.COM – Untuk pertama kali pasukan dari misi perdamaian PBB diadili dalam skandal pelecehan seksual. Mereka diadili pengadilan Ndolo, di utara ibu kota Republik Demokratik Kongo, Kinshasa, hari Senin (4/4).
Tiga prajurit dari Kongo pada misi penjaga perdamaian PBB, MINUSCA, di Republik Afrika Tengah (CAR) dituntut dipengadilan. Mereka adalah pasukan yang pertama dituntut dalam skandal pelecehan seksual dengan lebih dari 100 korban, termasuk oleh tentara Prancis.
Sebanyak 18 tentara lainnya dari Kongo dituduh memperkosa atau percobaan perkosaan terhadap warga sipil yang seharusnya mereka lindungi selama misi penjaga perdamaian di CAR, juga dihadirkan di pengadilan.
"Sersan Jackson Kikola dituntut atas memperkosa terhadap seorang gadis berusia 17 dan atas tindakan tidak mengikuti perintah," kata jaksa penuntut umum, Letnan Mposhi Ngoy, ketika membaca dakwaan.
Sersan utama Kibeka Mulamba Djuma menghadapi tuduhan serupa, sementara Sersan Mayor Nsasi Ndazu didakwa tidak mematuhi perintah dan melakukan percobaan perkosaan. Namun Ketiga mengaku tidak bersalah.
"Kami ingin transparansi mutlak dalam sidang ini," kata menteri keadilan, Alexis Thambwe Mwamba, kepada AFP. Dia menambahkan bahwa "orang tidak dapat mendiskreditkan tentara kami".
Kendala Korban
Tiga sidang dijadwalkan dilakukan setiap pekan, yang berarti seluruh proses bisa memakan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan pekara ini.
Ida Sawyer, advokat untuk Human Rights Watch di Republik Demokratik Kongo, kepada AFP mengatakan bahwa sidang di Ndolo adalah "yang pertama, dan itu langkah yang baik untuk mengakhiri impunitas." Dia menyerukan semua negara yang terlibat untuk memastikan "keadilan diwujudkan".
Namun, menurut Venance Kalenga, pengamat hak asasi manusia dari Kongo, mengatakan bahwa "tidak adanya korban (yang dihadirkan) merupakan kendala utama dalam membuktikan kebenaran".
PBB pekan lalu mengatakan penyidik ââtelah mengidentifikasi 108 yang diduga merupakan korban baru. "Sebagian besar" dari mereka perempuan di bawah umur yang diperkosa, mengalami pelecehan seksual atau dimanfaatkan oleh pasukan asing.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon mengatakan dia "terkejut " oleh tuduhan yang dibuat para penyelidik PBB dengan korban di distrik Kemo di CAR.
Keterangan saksi yang dikumpulkan oleh AFP di sebuah kamp di Bangui mengatakan bahwa gadis-gadis muda berhubungan seks dengan laki-laki , beberapa dari mereka prajurit, untuk mendapatkan roti, atau uang tunai senilai setara dengan kurang dari satu dolar Amerika Serikat.
AIDS-Free World, kelompok masyarakat sipil yang melacak kasus-kasus pelecehan seksual oleh penjaga perdamaian, mengatakan bahwa tiga gadis mengatakan kepada petugas hak asasi PBB bahwa mereka diikat oleh seorang komandan Prancis dan dipaksa berhubungan seks dengan anjing. Gadis-gadis itu kemudian diduga diberi pembayaran sekitar sembilan dolar AS.
Kekerasan Sektarian
Operasi MINUSCA PBB melibatkan 12.600 polisi dan tentara asing, mengambil alih keamanan dari pasukan Uni Afrika di CAR pada September 2014 dalam upaya untuk mengakhiri kekerasan sektarian yang brutal selama beberapa tahun.
Negara bekas penjajahnya, Prancis, telah mengirim pasukan intervensi sendiri yang disebut "Sangaris", sembilan bulan sebelumnya.
Pihak Prancis mengatakan bahwa setiap tentara Prancis yang terbukti bersalah akan dihukum dan menghadapi disiplin militer dan kemungkinan hukuman pidana.
"Kami tidak bisa, dan saya tidak bisa, menerima noda sedikit pun pada reputasi angkatan bersenjata kami atau Prancis," kata Presiden Prancis, Francois Hollande, hari Jumat.
Berdasarkan aturan PBB, tanggung jawab untuk menyelidiki dan menuntut pelecehan seksual oleh penjaga perdamaian terletak pada negara-negara yang mengirim tentara dan polisi untuk misi perdamaian PBB.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...