Kaum Muda Maluku Tenggara Manfaatkan Teknologi Pertanian
LANGGUR, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara mulai melirik kalangan muda di daerah setempat agar tertarik dan mau ikut menggerakan sektor pertanian dengan pemanfaatan teknologi yang menjadi kegandrungan kaum melinial.
Kepala Dinas Pertanian Maluku Utara, Felix Tethol di Langgur, Kamis (14/11) mengatakan seluruh sektor pertanian di daerah setempat saat ini digerakkan agar dapat menyejahterakan petani dan menarik kaum muda untuk bertani dengan memanfaatkan teknologi.
"Dalam rangka memenuhi visi Pemda Malra yakni mandiri, cerdas, berkeadilan dan demokratis, maka sektor pertanian diarahan dapat menyejahterakan petani dengan menerapkan sistem pertanian berbasis teknologi," ucapnya.
Menurut Felix, ukuran kesejahteraan petani pada umumnya adalah nilai tukar petani (NTP), di mana pengeluaran harus lebih kecil dari pendapatan, maka penghasilan petani di Malra tiap bulan ditargetkan sebesar Rp6 juta.
Dalam upaya mencapai target itu, maka dibangun agrobisnis pertanian pada klaster-klaster sentra komoditi, misalnya yang sudah ada dan produktif yakni agrobisnis pada sentra bawang merah di Ohoi Abean, Yafawun, dan Watngon.
"Untuk mencapai kesejahteraan dan mempermudah petani, maka kami berkomitmen untuk 'selangkah di depan', di mana kami dalam waktu dekat akan menggalakkan satu program untuk pertanian di Malra yakni smart farming (pertanian pintar)," katanya.
Pertanian pintar berkaitan dengan penerapan penggunaan teknologi digital di seluruh elemen pertanian. Tujuannya untuk mempermudah petani mengolah hingga memasarkan hasil panen, dan menarik antusias masyarakat terutama kaum muda untuk menggeluti pertanian.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Malra Seles Ngamelubun menambahkan, pertanian pintar adalah pengolahan pertanian yang lebih cepat, efisien dan tingkat produktivitas yang lebih tinggi berbasis teknologi kekinian.
Seluruh rangkaian pertanian mulai dari pembenihan, pengolahan lahan, panen, pascapanen, kemudian pemasaran yang merupakan kegiatan agrobisnis akan langsung terkoneksi dengan teknologi kekinian.
"Seperti, dalam mengolah lahan pertanian yakni irigasi atau penyiraman tanaman tanpa mengeluarkan tenaga, petani melalui program smart farming ini dengan teknologi kekinian yakni digital (melalui pesan singkat), maka penyiraman terhadap tanaman dapat dilakukan," ujar Seles.
Hal yang sama juga berlaku untuk pemupukan, penyemprotan hama, dan pengolahan tanah pertanian, yang mana seluruhnya memanfaatkan teknologi digital terkini.
"Dalam waktu dekat akan kami demonstrasikan program smart farming (pertanian pintar) ini bagi publik di Malra dan dapat menjadi contoh bagi kita di Maluku," katanya. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...