Kaya Inovasi Program Kesehatan, Desa Jambewangi Banyuwangi
BANYUWANGI, SATUHARAPAN.COM – Ibu-ibu di Desa Jambewangi Kecamatan Sempu, Banyuwangi, memiliki banyak program inovasi untuk meningkatkan kualitas dan ketahanan keluarganya. Mulai dari pemberdayaan ekonomi keluarga, monitoring kesehatan ibu hamil, satgas "pemburu" orang sakit, hingga konseling pernikahan.
Desa ini pun terpilih mewakili Banyuwangi dalam lomba gerak PKK KB-Kesehatan Tingkat Provinsi Jawa Timur.
Semua program itu dilakukan sinergis antaraparat desa, puskesmas, babin kamtibmas, dan tentunya warga desa. Dikatakan Ketua Tim Penggerak PKK Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, desa itu layak disebut Kampung KB.
Kampung KB adalah program pemerintah pusat sebagai sebagai upaya untuk memastikan masyarakat Indonesia melaksanakan konsep hidup sehat dan sejahtera.
"Kampung KB ini untuk melaksanakan kegiatan KB dan sejumlah layanan kesehatan dengan bersinergi antaraparat desa dan warga. Desa Jambewangi dengan beragam program keluarga dan kesehatannya ini maka layak disebut Kampung KB, dan mewakili Banyuwangi ikut lomba PKK," kata Dani, panggilan akrabnya, saat penilaian lomba di Desa Jambewangi, Selasa (23/1), dilansir situs resmi banyuwangikab.go.id.
Program Kampung KB yang telah dijalankan Desa Jambewangi antara lain program peningkatan ekonomi lewat berbagai pelatihan bagi ibu rumah tangga. Ibu-ibu desa diajarkan mengolah hasil buminya, seperti buah naga diolah menjadi buah kering, daun kelor dibuat biskuit hingga budidaya ikan lele yang ada di pekarangan warga.
Selain itu, ada program pemburu masyarakat anti sakit (Pemburu Mas), dimana petugas kesehatan proaktif turun ke dusun-dusun untuk memantau jika ada warga yang sakit. Kader Pemburu Mas ini juga melibatkan perangkat desa.
“Mulai petugas kesehatan, aparat desa, babin kamtibmas, dan tentunya warga bahu-membahu membantu warga yang membutuhkan bantuan. Bila warga menemukan orang sakit, mereka akan segera melapor aparat desa."
"Inilah yang kami sebut dengan sinergi pelayanan di Kampung- KB,” kata Dani di hadapan juri penilai lomba provinsi.
Juri lomba terdiri atas lintas instansi Pemprov Jatim, seperti Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB), Dinas Kesehatan dan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Provinsi Jawa timur.
Di desa ini juga ada program Stop Kematian Ibu dan Anak (SAKINA), dan Bumil Resti (Ibu Hamil Resiko Tinggi) .
"Para tukang sayur diedukasi mencari informasi bumil resti untuk dilaporkan ke desa dan tim medis di puskesmas. Setelah ketemu, bumil akan mendapatkan pedampingan dari petugas hingga melahirkan,” katanya.
Bukan itu saja, lanjutnya, masih ada layanan jemput bola chipp ke rumah untuk memastikan ibu yang baru melahirkan, bayinya sudah mendapatkan asupan ASI.
"Jambewangi juga ada inovasi tekan kelahiran keluarga sejahtera indah dan harmonis (Terkasih). Inovasi ini bersinergi dengan Kantor Urusan Agama (KUA) untuk memberikan konseling bagi setiap calon pengantin sebagai syarat adminitrasi pernikahan," kata Dani.
Ketua tim juri Waluyo Ajeng Lukitowati, mengapresiasi berbagai program inovasi yang digulirkan Desa Jambewangi.
“Secara umum, setelah kami lihat partisipasi masyarakat dan sinergi yang terjalin sangat bagus. Apalagi kegiatan ini melibatkan keterlibatan pemerintah dan masyarakat dalam memberikan layanan, ini perlu disosialisaikan lebih agar bisa ditiru daerah lain. Menurut saya, desa ini berpeluang menjadi pemenang,” katanya.
Editor : Sotyati
Polusi Udara Parah, Pengadilan India Minta Pembatasan Kendar...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan tinggi India pada hari Jumat (22/11) memerintahkan pihak berwe...