KBRI Tepis Tudingan Suap Penyambut SBY di Amerika.
WASHINGTON D.C, SATUHARAPAN.COM - Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal, pada (1/6) menolak berbagai berita mengenai pemberian uang 100 dollar AS bagi warga Indonesia untuk berperan sebagai penyambut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pernyataan ini tercermin dalam situs resmi Sekretaris Kabinet Indonesia. Tudingan tersebut muncul setelah ada berita yang berasal dari salah satu media terkemuka di Indonesia yang menyebut bahwa ada imbalan sebesar 100 dollar Amerika Serikat (AS) bagi warga Indonesia yang menyambut kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tatkala menerima pemberian “World Statesman Award” atau “Anugerah Negarawan Dunia” dari Appeal of Conscience Foundation (ACF), beberapa hari silam.
“Berita itu sama sekali tidak benar. Bisa ditanyakan sendiri kepada warga Indonesia yang hadir dalam acara Gala Dinner,” kata Dino Pati Djalal pada keterangan resmi KBRI Washington.
Seperti juga tertuang di akun twitternya @dinopattidjalal, Duta Besar RI untuk Amerika Serikat itu menyangkal tentang informasi tersebut
“Ini salah informasi dari kelompok iseng. Diaspora RI merah putih tidak perlu bayaran. Ini bukan cara kerja kita,” tegas Dino.
Dino menantang siapa saja yang diberi janji-janji 100 dollar AS oleh KBRI/KJRI agar melapor kepada dirinya.
“Kalau betul terjadi, akan saya laporkan diplomat tersebut. Kalau tidak ada, ini hanya fitnah” tukas Dino.
Duta Besar RI dan mantan juru bicara Kementerian Luar Negeri tersebut curiga ada yang melakukan kampanye hitam (black campaign) karena fakta yang terjadi di lapangan justru sebaliknya.
“Pihak kami mendapat laporan dari sejumlah sumber bahwa ada orang Indonesia menelpon orang-orang diaspora dan membujuk mereka untuk mendemo Presiden SBY di New York dengan bayaran 100 dollar AS,” kata Dino di laman Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington.
Dino malah berpendapat bahwa warga Indonesia di Amerika Serikat merasa tersinggung dengan tawaran tersebut, nantinya salah satu perwakilan dari mereka akan melaporkan dugaan bayaran 100 dollar AS itu kepada staf KBRI.
“Saya juga telah membaca email seorang warga Indonesia yang juga melaporkan hal yang sama; ia diajak mendemo Presiden SBY dengan bayaran 100 dollar AS. Nampaknya ada permainan kotor di sini, untuk mengganggu kehormatan Presiden SBY dengan cara apa pun,” tukas Dino.
Akun Facebook atas nama Abdul Muchtar yang dikutip salah satu media massa terkemuka di Indonesia adalah yang pertama kali menyebarkan berita miring iming-iming 100 dollar AS bagi warga diaspora RI.
Akun facebook ini selanjutnya menimbulkan keraguan karena ada pemilik akun twitter Nawir Tola meyakini bahwa tidak ada yang meyakini berita iming-iming ini adalah bohong.
“Saya mau meluruskan kabar miring dari akun Facebook atas nama Abdul Muchtar yang menyebar isu tentang dukungan agar mau hadir dalam pemberian award buat SBY.”
Nawir Tola mengatakan kepada tempo.co, pada Minggu (2/6) mengatakan “selidik punya selidik, ternyata akun FB Abdul Muchtar baru dibuat 24 Mei 2013. Dibuat menjelang penyerahan award untuk SBY dari ACF”
Dino melalui akun twitternya mengaku prihatin dengan penyebaran informasi bohong mengenai pemberian World Statesman Award kepada Presiden SBY di New York, 30 Mei 2012
“Itu cerminan watak yang tidak sehat!” kata Dino.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...