Keanekaragaman Hayati Dunia Terus Menurun
PYEONGCHANG, SATUHARAPAN.COM - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) melaporkan bahwa keanekaragaman hayati di dunia terus mengalami penurunan akibat tekanan yang juga terus meningkat.
Hal itu diungkapkan dalam laporan Global Diversity Outlook 4 yang dirilis hariSenin (6/10) dalam pertemuan ke-12 Konferensi Para Pihak tentang Konvensi Keanekaragaman Hayati di Pyeongchang, Korea Selatan.
Penurunan keanekaragaman hayati dan tantangan yang terus meningkat merupakan akibat dari perilaku manusia yang tidak berubah. Laporan itu memperingatkan bahwa dengan meneruskan sikap masalah keanekaragaman sebagai 'bisnis seperti biasanya' akan membuat target konvensi tersebut tidak bisa dicapai.
Pola perilaku manusia sekarang dalam konsumsi, produksi dan insentif ekonomi tidak akan memungkinkan kita untuk mewujudkan visi dunia dengan ekosistem yang mampu memenuhi kebutuhan manusia pada masa depan, karena masalah ini dianggap sebagai “bisnis seperti biasanya.”
Para pihak pada Konvensi Keanekaragaman Hayati mulai bertemu untuk membahas masalah tersebut, dan pertemuan mengingatkan untuk menggunakan secara lebih efisien tanah, air, energi dan berbagai bahan alam yang diperlukan. Hal itu untuk memenuhi target global yang disepakati pada tahun 2020.
"Perlu aksi berani dan inovatif jika pemerintah ingin memenuhi Rencana Strategis Global Keanekaragaman Hayati yang ditargetkan dalam pertemuan di Aichi," kata laporan Sekretariat badan ini (CBD) yang berbasis di Montreal. Hal itu mengacu pada 20 goal keanekaragaman hayati yang disepakati pada pertemuan tahun 2010 di perfektur Aichi, kota Nagoya, Jepang.
Namun trend saat ini menunjukkan tekanan pada keanekaragaman hayati terus meningkat, bahkan kemungkinan terus terjadi hingga 2020.
Laporan itu mengatakan perlunya mengurangi angka kelaparan dan kemiskinan dengan meningkatkan kesehatan manusia, dan menjamin pasokan berkelanjutan atas energi, air bersih, dan kebutuhan sehari-hari.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, menekankan hubungan antara keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, dan mendesak laporan tersebut sebagai pendorong upaya yang lebih besar.
Menurut laporan itu, kemajuan yang dilaporkan dalam target ke-11 (kawasan lindung), target ke-16 (akses dan pembagian manfaat sumber daya genetik), serta target ke-17 (strategi dan rencana aksi keanekaragaman hayati).
Namun yang masih diperlukan adalah pencapaian target untuk mengurangi separuh tingkat kehilangan semua habitat alam termasuk hutan (target ke-5), pengurangan polusi (target ke-8), pengurangan tekanan pada ekosistem rentan terhadap perubahan iklim, pengasaman laut terhadap terumbu karang target ke-10), mencegah kepunahan spesies yang terancam (target ke-12), dan 15 (restorasi dan pengembangan ketahanan ekosistem (target ke-15).
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...