Kebangkitan Budi Yang Luhur
SATUHARAPAN.COM – Hari ini, kita bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang dikaitkan dengan peristiwa 110 tahun lalu ketika sebuah organisasi, (Budi Utomo), didirikan dengan semangat dan kesadaran kebangsaan.
Hal ini menjadi awal dari kebangkitan nasional, dan pada perkembangannya disusul dengan munculnya berbagai organisasi yang anggotanya lintas suku, latar belakang dan iman, dan berjuang untuk Indonesia menuju kemerdekaan.
Pada hari ini, sebagian warga bangsa Indonesia, khususnya warga Kristen, juga tengah memperingati hari turunnya Roh Kudus: suatu peristiwa yang juga menandai kesadaran baru akan panggilan sebagai orang percaya yang kemudian diutus untuk menyebarkan Kabar Gembira dan damai sejahtera.
Dua peristiwa yang diperingati bersamaan pada hari ini menjadi penyemangat bangkitnya kesadaran baru sebagai satu bangsa dan umat baru.
Budi Utomo mengawali bangkitnya kesadaran sebagai satu bangsa yang dijalin dalam kesatuan dari keberagaman warganya, dan untuk membangun harapan dan kehidupan bersama yang baru, sebagai bangsa yang merdeka, bukan sebagai bangsa jajahan.
Peristiwa Pentakosta juga merupakan bagian penting dari bangkitnya kesadaran sebagai satu umat baru yang anggotanya dibangun dari keberagaman. Mereka datang dari berbagai negara dan disebutkan antara lain: Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Roma, Arab, Mesir, Libia, Asia, dan Kreta.
Kebangkitan dan panggilan baru yang dirintis Budi Utomo menandai kebangitan kesadaran sebagai bangsa yang bermartabat dan panggilan meraih kemerdekaan, agar bangsa ini membangun kesejahtraan secara adil.
Peristiwa Pentakosta menyadarkan sebagai umat dengan panggilan membawa damai sejahtera ke seluruh muka bumi. Dan bukan kebetulan jika nama organisasi itu juga menandaskan untuk membangun budi yang utama (luhur), sebagai landasan hidup koesistensi dengan sesama.
Dalam konteks ini juga satuharapan.com ingin menjadikan momen ini sebagai penanda babak baru perjalanannya dalam dunia pers dan pemberitaan di Indonesia. Sekaligus menyambutnya sebagai pengharapan kebangkitan kesadaran keindonesiaan yang dibangun sebagai rumah bersama untuk meraih kehidupan bangsa yang sejahtera dan adil.
Melihat peritiwa Pentakosta, kita juga menyaksikan peristiwa komunikasi begitu indah di antara orang berbagai bangsa yang sebenarya saling tidak mengerti bahasa satu dan yang lain. Namun ada kuasa Ilahi mereka menjadi menjadi mengerti.
Peristiwa ini juga menginspirasi bahwa komunikasi yang didasari kekuatan yangbaik dan kebenaran, oleh niat yang baik dan dalam amanat mulia, akan mendapat jalan untuk dimengerti dengan baik.
Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Pentakosta, yang hadir bersamaan pada tahun ini, menjadi penyemangat dan penegasan alasan bagi kehadiran satuharapan.com dalam di tengah bangsa Indonesia. Dalam peran yang dipilih di bidang pemberitaan dan pers, media ini ingin menjadi bagian yang ikut mewujudkan cita-cita bangsa yang merdeka, adil dan sejahtera, dan menjadi bagian dari barisan panjang yang membangun damai sejahtera bagi Indonesia.
Harapan dan keterlibatan ini terasa menjadi makin diperlukan, ketika dalam beberapa tahun belakangan ini kita harus menghadapi situasi yang terus melemahkan kebersamaan sebagai bangsa. Hal itu berakibat makin besarnya tantangan kita dalam membangun keadilan kesejahteraan bangsa.
Indonesia adalah rumah kita bersama, tempat kita berbagi ruang dalam kebersamaan. Hal itu menuntut kita untuk meninggalkan sektarianisme dan radikalisme dan membangun sikap dan perilaku yang koeksistensi. Selamat merayakan Hari Kebangkitan Nasional, dan Hari Pentakosta.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...