Kebun Binatang Surabaya Terima Izin Lembaga Konservasi
SURABAYA, SATUHARAPAN.COM - Kebun Binatang Surabaya menerima izin sebagai lembaga konservasi dari Kementerian Kehutanan, yang memungkinkannya mengelola dan membangun tempat tersebut sesuai prinsip kesejahteraan satwa.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyerahkan surat izin tersebut Senin (18/8), yang diterima langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Zulkifli mengatakan, surat izin tersebut dikeluarkan setelah melihat berbagai perbaikan dan penataan, yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya selaku pengelola baru Kebun Binatang Surabaya (KBS).
Zulkifli berharap, dikeluarkannya izin itu dapat mengakhiri persoalan serta konflik yang sebelumnya terjadi, sehingga pengelola kebun binatang dapat sepenuhnya mengurusi kesejahteraan satwa.
“Saya yakin betul KBS akan jauh lebih baik, sekarang maupun masa-masa yang akan datang," Zulkifli berharap.
Wali Kota Tri mengatakan akan segera memperluas area untuk satwa, dengan mengubah fungsi lahan parkir menjadi kandang satwa. “Selain kandang, persoalan air bersih untuk minum satwa juga akan menjadi prioritas pengelola Kebun Binatang Surabaya, “ ujarnya.
“Kami akan koordinasikan parkir, segera memindahkan ke (Terminal) Joyoboyo, sehingga bisa membangun untuk penambahan ruang. Juga infrastruktur yang lain, terutama yang utama nanti untuk air, water treatment, itu yang paling penting. Jadi itu yang harus segera kami kerjakan," ujar Tri.
Pembangunan kandang untuk satwa jenis ikan dan reptil, menjadi prioritas pengerjaan dalam waktu dekat, selain pembangunan jalan serta saluran air dan sanitasi. Menurut Direktur Utama Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (PDTS KBS), Ratna Achjuningrum, pembangunan akan melibatkan ahli di bidangnya, untuk menyesuaikan kebutuhan kandang dengan satwa yang akan menempatinya.
“Kami memang berencana membangun kandang, tapi pembangunan kandang itu butuh masukan juga dari para ahli. Kami mengajak ITS (Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Red). ITS itu termasuk (jurusan) Arsitektur, ahli lingkungan, ahli biologi, untuk mendesain kandang-kandang aves dan reptil. Jadi tahapan awal kami bangun itu, jalan, dan saluran irigasi (sanitasi)," ujarnya. (VOA Indonesia)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...