Kecelakaan KA Malabar, Alih Lahan Picu Longsor
TASIKMALAYA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Humas PT KAI, Sugeng Priyono menyatakan, alih fungsi lahan menjadi salah satu penyebab tanah di bantalan rel longsor sehingga terjadi kecelakaan Kereta Api Malabar jurusan Bandung-Malang.
Kereta masuk jurang di jalur lintasan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (4/4) malam.
"Salah satunya penyebabnya adalah karena adanya alih fungsi lahan, tetapi itu salah satu gambaran saja ada alih fungsi lahan," kata Sugeng di lokasi kecelakaan Kereta Api Malabar, Kampung Terung, Desa Mekarsari, Kecamatan Kadipaten, Sabtu (5/4).
Menurut dia, kondisi tanah di jalur rel lokasi kecelakaan tersebut merupakan daerah labil dengan daerah pegunungan sehingga rawan bencana tanah longsor.
Kondisi tersebut, lanjut dia, diperparah dengan banyaknya tanah beralih fungsi lahan bukan tanaman keras.
"Daerah sini kan tanahnya labil sehingga mudah longsor, coba lihat sana (menunjuk ke arah perkebunan berbukit)," kata Sugeng.
Ia menjelaskan berdasarkan ketentuan minimal enam meter dari jalur rel Kereta Api tidak boleh ditanam oleh tanaman yang membuat tanah jadi gembur.
Seharusnya, lanjut dia, sepanjang jalur rel harus ditanami tanaman keras untuk memperkuat kondisi tanah rel sehingga tidak mudah terjadi longsor.
"Sekitar rel tanahnya kuat, tetapi bisa longsor kalau di tanah lainnya beralih fungsi lahan menyebabkan tanah di bawahnya (rel) tidak kuat," kata Sugeng.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Anggoro Budi Wiryawan menambahkan, lokasi anjloknya Kereta Api Malabar tersebut merupakan daerah rawan longsor.
Menurut dia, banyaknya debit air yang turun dari atas perbukitan saat turun hujan menjadi pemicu bencana longsor.
"Tata ruang di atas harus diperhatikan karena air begitu banyak mengalir ke selokan di pinggir rel," katanya.
Sebelumnya Kereta Api nahas itu melaju dari arah Bandung menuju Tasikmalaya kemudian lokomotifnya masuk jurang dan dua gerbong keluar dari rel setelah menabrak rel yang amblas tergerus longsor, Jumat (4/4) sekitar pukul 18.00 WIB.
Peristiwa itu menyebabkan tiga orang tewas, 10 penumpang dua orang di antaranya warga negara Prancis mengalami luka-luka.
Proses evakuasi lokomotif dan gerbong serta perbaikan jalur rel yang terputus sepanjang 25 meter akan selesai diperbaiki Minggu (6/4). (Ant)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...