Kedubes di Yaman Diserang, Iran Laporkan Arab Saudi ke PBB
Menhan Arab saudi: Perang dengan Iran Adalah Awal Bencana.
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM – Iran akan melaporkan secara rinci ke Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tentang serangan udara yang dilakukan Arab Saudi pada kedutaan Iran di Sanaa, Yaman.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Arab dan Afrika, Hossein Amir Abdollahian, mengatakan hal itu pada hari Kamis sebagaimana dilaporkan kantor berita resmi Iran, IRNA.
‘’Menyesalkan serangan udara yang dilakukan oleh Arab Saudi dengan rudal di dekat kedutaan Iran di Sanaa, di mana salah satu penjaga keamanan kedutaan luka berat," katanya kepada wartawan.
Masalah ini sudah dalam agenda dan dalam beberapa jam mendatang, laporan resmi akan diserahkan kepada PBB secara rinci, kata dia.
Arab Saudi Membantah
Sementara itu, koalisi militer dalam pertempuran di Yaman yang dipimpin Arab Saudi membantah tuduhan Iran bahwa jet tempur koalisi menargetkan kedutaan Iran di Sanaa pada serangan harin Rabu (6/1)malam, kata juru bicara koalisi itu, Brigadir Jenderal Ahmed Asseri.
Investigasi menemukan bahwa "tuduhan itu palsu dan tidak ada operasi yang dilakukan di sekitar kedutaan atau dekat dengannya," kata pernyataan koalisi, seperti diberitakan Al Arabiya
Iran mengatakan pada hari Kamis bahwa pesawat tempur Arab Saudi menyerang kedutaan besarnya di ibu kota Yaman, Sanaa.
Jet tempur koalisi melakukan serangan berat di Sanaa pada Rabu malam dengan target fasilitas peluncur rudal yang digunakan oleh milisi Syiah Houthi yang digunakan untuk menembak ke Arab Saudi, kata Asseri. Diamenambahkan bahwa kelompok ini telah menggunakan fasilitas sipil yang ditinggalkan, termasuk kedutaan.
Asseri mengatakan koalisi telah meminta semua negara untuk memberikan koordinat lokasi misi diplomatik mereka. Disebutkan tuduhan Iran itu dibuat atas dasar informasi yang diberikan oleh Houthi yang "tidak memiliki kredibilitas".
Perang dengan Iran
Sementara itu, Wakil Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, mengatakan bahwa perang antara negaranya dengan Iran akan menjadi awal bencana, dan Riyadh tidak akan mengizinkannya, demikian dilaporkan the Economist, hari Kamis (7/1).
"Itu adalah sesuatu yang kita tidak ingin lihat sama sekali, dan siapa pun yang mendorong ke arah itu adalah seseorang yang tidak waras," kata dia.
Namun pangeran, yang juga menteri pertahanan, menambahkan bahwa Riyadh khawatir pada apa yang dilihatnya sebagai istilah Amerika Serikat tentang ‘’peran yang tidak terlibat di Timur Tengah.’’
"Amerika Serikat harus menyadari bahwa mereka adalah nomor satu di dunia dan mereka harus bertindak seperti itu," kata dia.
Kepala Militer HTS Suriah Akan Membubarkan Sayap Bersenjata
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Kepala militer "Hayat Tahrir al-Sham" (HTS) Suriah yang menang m...