Bom Serang Polisi Libya, 65 Orang Tewas
TRIPOLI, SATUHARAPAN.COM – Setidaknya 65 orang tewas akibat serangan truk berisi bom pada hari Kamis (7/1) pada sebuah pusat pelatihan polisi di kota Zliten, Libya, kata pejabat lokal dan sumber rumah sakit.
Sementara itu, serangan bom bunuh diri lainnya menewaskan enam orang, termasuk seorang anak, pada hari yang sama di sebuah pos pemeriksaan di daerah kaya minyak, menurut Bulan Sabit Merah Libya.
Sejauh ini belum ada kelompok yang mengklaim atas serangan itu. Namun pemboman itu merupakan salah satu yang paling mematikan sejak militan Islam mulai memperluas kehadiran mereka dalam kekacauan setelah jatuhnya Presiden Libya, Muammar Gaddafi pada tahun 2011.
Wali kota Zliten, Miftah Hamadi, seperti dikutip Reuters, mengatakan bom diledakkan ketika para calon polisi berkumpul di pusat pelatihan polisi di Zliten, sebuah kota pesisir di antara ibu kota Libya, Tripoli dan kota pelabuhan Misrata.
Saksi mata mengatakan warga mengangkut korban ke rumah sakit Misrata dengan ambulans dan mobil, banyak yang terluka oleh pecahan bom. Sumber-sumber medis mengatakan 65 orang tewas, termasuk beberapa warga sipil. Namun pejabat setempat mengatakan antara 50 dan 60 orang yang meninggal.
Kekacauan di Libya
Sejak digulingkannya Gaddafi, Libya jatuh lebih dalam pada kekacauan dengan dua pemerintah yang bersaingan dan muncul berbagai faksi bersenjata yang bertempur untuk menguasai negara di Afrika Utara yang kaya minyak itu.
Dalam kekacauan itu, militan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS) tumbuh makin kuat dan mengambil alih kota Sirte. Mereka melancarkan serangan terhadap ladang minyak. Pejuang NIIS pekan ini diberitakan menyerang dua terminal utama ekspor minyak.
Februari tahun lalu, tiga bom mobil meledak di kota Qubbah, menewaskan 40 orang. Serangan disebutkan sebagai serangan balas dendam atas serangan udara oleh Mesir terhadap militan NIIS.
Bulan Sabit Minyak
Sementara itu, menurut AFP, serangan di pos pemeriksaan di kota Ras Lanouf juga menewaskan seorang bocah. "Saya di kamar mayat di mana enam mayat dari lokasi serangan dibawa, termasuk jenazah anak," kata Mansour Ati, kepala Bulan Sabit Merah Libya.
Serangan dilakukan oleh pembom bunuh diri di pintu masuk kota Ras Lanouf, kata Ossama al-Hodeiri, juru bicara pasukan keamanan yang menjaga fasilitas minyak di dekatnya, yang berada di tempat kejadian.
"Seorang pengemudi Toyota Land Cruiser meledakkan dirinya di sebuah pos pemeriksaan di pintu masuk ke kota Ras Lanouf," kata Hodeiri. Dia mengatakan tiga penjaga dan bayi berusia 16 bulan tewas, dan dua penjaga terluka.
Serangan di kota Zliten, menurut AFP, juga menyebabkan setidaknya empat tangki penyimpanan minyak dibakar, menurut juru bicara Perusahaan Minyak Nasional, Ali al-Hassi, di Al-Sidra.
Kota Ras Lanouf dan Al-Sidra terletak di diwilayah yang disebut "bulan sabit minyak" di sepanjang pantai utara Libya. NIIS selama beberapa pekan berusaha menguasai wilayah itu dan para pejabat memperingatkan konsekuensi kelumpuhan Libya jika militan berhasil menguasai sumber minyak Libya.
Namun sejauh ini tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan di Zliten atau Ras Lanouf, namun NIIS di masa lalu mengatakan mereka berada di belakang serangan bom bunuh diri dan sejumlah kasus kekejaman lainnya.
Kepala Militer HTS Suriah Akan Membubarkan Sayap Bersenjata
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Kepala militer "Hayat Tahrir al-Sham" (HTS) Suriah yang menang m...