Kegagalan U-19 Tanda Pengurus Hingga Pelatih Tak Solid
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan yang merupakan mantan manajer klub sepak bola Persebaya Surabaya (2006-2007) Indah Kurnia mengatakan kegagalan tim nasional Indonesia U-19 di ajang Piala Asia terkait dengan tidak solidnya pengurus, manajemen, dan pelatih, dalam menukangi tim berjuluk Garuda Jaya itu.
"Apa yang terjadi dalam kepengurusan, sangat mempengaruhi performa tim di lapangan. Kalau pengurus, manajemen, dan kepelatihan, dapat bekerja sama dengan baik, maka akan tercemin pada performa tim lapangan," kata Indah saat dijumpai satuharapan.com, di Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (14/10).
Menurut dia tim yang dalam bahasa Inggris tertulis team memiliki arti together everyone achieve more.
"Mereka tidak bisa mengandalkan satu dua orang, katakan Evan Dimas (kapten Indonesia U-19) tidak bisa main sendiri, dia membutuhkan tim dalam arti yang sesungguhnya," ujar dia.
"Tim itu akan solid, mereka bukan main pingpong atau bulu tangkis, ini sepak bola, tim itu bukan hanya di lapangan, tapi sampai di luar lapangan, tukang pijat, hingga official," Indah menambahkan.
Di samping itu, lanjut dia, di Indonesia terdapat permasalahan gizi dan perilaku yang harus disentuh secara keseluruhan seperti karakter pemain, kebutuhan fisik, dan makanan. "Jadi jangan jangka pendek saja dia dicukupi gizinya, tapi harus mulai dari masa pertumbuhan sudah disiapkan," tutur dia.
Menurut dia, hal tersebut harus dilakukan bila sepak bola Indonesia ingin berbicara di level internasional, namun bila hanya ingin bermain di kompetisi domestik saja, apa yang telah dilakukan selama ini telah mencukupi.
"Saya pikir harus mulai dipikirkan itu, anak-anak dipersiapkan mulai dari sekolah sepak bola, kalau dilihat bagus anak-anak itu bisa mulai dikelompokan. Lalu pemerintah harus juga terlibat mempersiapkan anak-anak ini menjadi pemain yang layak untuk berbicara di ranah internasional," ucap Politisi PDI Perjuangan itu.
Indah pun menilai Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak kompak dalam membina olahraga yang dicintai jutaan masyarakat Indonesia itu untuk mengharumkan nama bangsa dan negara. "Menurut saya dualisme kepemimpinan di PSSI belum selesai sampai sekarang, itulah yang harus diselesaikan lebih dulu, karena sepak bola itu harus bersama-sama sepakat, itulah artinya tim," mantan Manajer Persebaya (2006-2007) itu mengakhiri pembicaraan.
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...