Kehidupan Masyarakat di Sekitar Danau Sentani
SENTANI, SATUHARAPAN.COM – Kota Sentani, merupakan salah satu gerbang udara Papua, dan bandar udara di sini merupakan yang tersibuk di Papua maupun Papua Barat. Apalagi untuk benyak daerah di Papua, jalur udara merupakan akses penting, bahkan satu-satunya.
Singgah di kota Sentani memberikan peluang untuk menikmati pemandangan dan suasana kota di bawah naungan Pegunungan Cycloops yang menjulan di latar belakang dan di sisi lain terbentang Danau Sentani yang indah.
Di salah satu bagian dari Danau Sentani, pengunjung bisa berperahu menikmati pemandangan dan melihat kampung-kampung dengan rumah berada di tepi danau, dan kegiatan masyarakat menangkap ikan.
Di bagian lain, tidak jauh dari kota Sentani, berada di perbukitan tedapat Monumen Mac. Arthur, lokasi di mana Jenderal Amerika Serikat pada Perang Dunia II, menjadikan kawasan tersebut sebagai salah satu pusat komando ketika melawan tentara Jepang di wilayah Pasifik.
Dari kawasan ini, bisa dilihat pemandangan yang luas pada kota Sentani, Bandar Udara Sentani, dan Danau Sentani.
Di kota ini, orang-orang juga terkena demam batu akik, namun kebanyakan pembeli adalah orang-orang yang singgah di kota ini. Terutama mereka tertarik pada batu asal pegunungan Cycloops, yaitu ‘’lumut Cycloops’’ yang berwarna hijau lumut atau ‘’Red Pasific’’ yang berwarna merah lembut.
Kebanyakan pedagang adalah warga setempat, termasuk ibu-ibu. Dan batu yang ditawarkan umumnya masih berupa bahan mentah. Namun para penual jasa mengasah dan menggosok batu juga tersedia.
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...