Kejujuran Tanah
Tanah adalah guru agung kejujuran.
SATUHARAPAN.COM – Dalam sebuah perjalanan di sela-sela mengikuti sidang di wilayah Bandung, Jawa Barat, saya bertemu seorang petani yang sedang mengolah tanah. Kami pun langsung terlibat dalam percakapan yang sederhana dan santai.
”Sedang menanam apa, Pak?” tanya saya memulai percakapan.
”Yah, biasalah Pak, sayuran, karena di sini cocok dan sayuran lebih mudah memasarkannya”, Jawab Pak tani.
”Dengan bertani ini, saya mendapatkan banyak pengalaman untuk kehidupan ini pak,” lanjut Pak Tani, ”Tanah ini mengajari saya tentang kesetiaan dan kejujuran. Ia jujur dengan keberadan dirinya dan juga jujur dengan tanggung jawabnya. Tanah yang ditanami sayur semisal selada ini pasti akan menghasilkan selada dan tidak mungkin menghasilkan sawi,” demikian Pak Tani itu menjelaskan tentang pengalaman hidupnya sebagai petani dengan penuh kesederhanaan.
Setelah dirasa cukup, kami pun berpisah untuk melanjutkan kehidupan kami masing-masing. Saling senyum dalam keramahan mengiring perpisahan kami. Dalam perjalanan menuju ke tempat bersidang saya termenung, betapa pelajaran hidup dalam kehidupan ini tersedia di mana saja dan kapan saja.
Dari Pak Tani sayur selada tadi, saya belajar tentang ketekunan, tentang keyakinan. Dari pengalaman bergumul dengan tanah, saya pun bisa belajar tentang kejujuran: apa yang ditanam petani, itulah yang dihasilkannya. Semuanya sesuai dengan benihnya.
Dalam semburat merah mentari pagi, saya bersyukur bahwa Sang Pencipta tidak pernah berhenti memberikan pembelajaran kepada seluruh ciptaan. Kita bisa belajar dari siapa saja, juga apa saja. Selama kita mampu melihat lebih jeli dan cermat, kita akan mampu melihat pembelajaran hidup yang sungguh sangat berharga.
Tanah adalah guru agung kejujuran.
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...