Kekerasan Palestina-Israel Makin Tak Terkendali
SATUHARAPAN.COM – Kekerasan antara penduduk Palestina dan Israel makin tak terkendali. Salah satu yang mencemaskan adalah Prancis. Prancis mengatakan pada Minggu (11/10) melonjaknya kekerasan di wilayah Palestina dan Yerusalem “sangat meresahkan dan berbahaya.”
Kantor Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan “berbagai upaya harus dilakukan demi mengendalikan situasi dan mengakhiri (siklus) kekerasan yang sudah mengakibatkan jatuhnya banyak korban.”
Seorang wanita hamil dan putrinya yang berusia dua tahun tewas dalam serangan udara Israel dan seorang wanita Palestina meledakkan sebuah bom pada Minggu dalam peningkatan kekerasan yang dikhawatirkan akan membangkitkan kembali pemberontakan Palestina terhadap pendudukan Israel.
“Memburuknya situasi ini juga menegasnya pentingnya melakukan kembali upaya politik,” kata Prancis, menambahkan bahwa Paris “akan berusaha keras dalam upaya tersebut.”
Hamas Peringatkan Israel Terus Lakukan ‘Kebodohan’
Gerakan Islamis Hamas pada Minggu memperingatkan Israel terus melakukan “kebodohan” setelah serangan udara dari negara Yahudi di Jalur Gaza menewaskan seorang wanita hamil dan balita.
“Ini menunjukkan hasrat pendudukan meningkat,” kata Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas, yang menguasai Jalur Gaza. Ia memperingatkan bahwa Israel terus melanjutkan apa yang disebutnya sebagai “kebodohan.”
Israel mengatakan bahwa pihaknya menargetkan dua fasilitas senjata milik Hamas setelah militan Gaza menembakkan dua roket dan setelah adanya upaya dari warga Palestina untuk melintasi perbatasan.
Salah satu roket menghantam sebuah lapangan terbuka di Israel selatan dan beberapa roket lainnya berhasil dicegat.
Serangan udara balasan dari Israel telah menghancurkan sebuah rumah di daerah utara Zeitun, menewaskan Nur Hassan yang berusia 30 tahun dan putrinya Rahaf yang baru berusia dua tahun, kata petugas medis Gaza, dan menjebak tiga orang lainnya di bawah reruntuhan.
Setelah beberapa hari kerusuhan di wilayah pendudukan Yerusalem timur dan Tepi Barat, Gaza terseret ke dalam kekerasan sejak Jumat, dengan bentrokan di sepanjang perbatasan menyebabkan sembilan warga Palestina tewas, termasuk remaja, akibat serangan Israel.
Eskalasi kekerasan dalam sepekan terakhir telah meningkatkan kekhawatiran bahwa kerusuhan Palestina akan berkembang menjadi pemberontakan yang lebih luas, atau intifada ketiga.
Aktivis HAM Terluka Akibat Tembakan Tentara Israel
Seorang pengamat Human Rights Watch (HRW) terluka akibat peluru karet yang ditembakkan pasukan keamanan Israel dan kemungkinan peluru tajam dalam aksi demonstrasi di Tepi Barat, ungkap organisasi itu pada Minggu.
Wanita tersebut sedang memantau aksi protes di luar Ramallah pada 6 Oktober dini hari ketika dua peluru baja berlapis karet mengenai jaket anti pelurunya, ungkap organisasi berbasis di Amerika Serikat (AS) itu, tanpa mengungkapkan identitasnya.
Satu peluru mengenai punggungnya dan satu lagi berbelok ke badannya dan melukai rahangnya. Jaket antipelurunya bertuliskan “pers” dan dia juga memotret aksi unjuk rasa itu, kata HRW.
“Peluru ketiga, tampaknya peluru tajam, menyerempet tangannya atau meledak di dekatnya sehingga pecahannya mengenai tangannya,” menurut pernyataan HRW.
“Pasukan keamanan melepaskan tembakan tanpa peringatan, kata asisten riset tersebut, dan dia melihat para pengunjuk rasa tidak menebarkan ancaman atau melakukan kekerasan.”
Menurut HRW, warga Palestina melempari batu dan menembakkan peluru tajam ke arah tentara Israel sekitar 90 menit sebelumnya tapi demonstrasi berjalan damai ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan.
Sedikitnya 11 demonstran juga terluka, ujar HRW.
Aktivis hak asasi manusia itu yang juga bertugas sebagai wartawan lepas menjalani perawatan di rumah sakit dan sudah diperbolehkan keluar.
Militer Israel menolak memberikan pernyataan ketika diminta memberikan komentar. (AFP)
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...