Kekeringan di Papua Nugini, 200.000 Orang Perlu Makanan
PORT MORESBY, SATUHARAPAN.COM - World Food Program (WFP) atau Program Pangan Dunia mengumumkan lebih dari 200.000 penduduk di dataran tinggi Papua Nugini masih membutuhkan bantuan makanan seiring dengan belum pulihnya wilayah itu dari dampak kekeringan terkait El-Nino selama beberapa dekade.
Media Australia, abc.net.au, melaporkan pekan ini WFP mulai membagikan makanan di provinsi Milne Bay dengan harapan dapat menjangkau lebih dari 50.000 warga.
"Kami telah menjangkau 127.000 [orang] sehingga mereka telah diberi jatah untuk enam minggu, tetapi kami perlu memulai kembali aktivitas yang sama untuk putaran lain dan kemudian mereka harus mampu mengelola sendiri," kata Koordinator WFP, Mats Persson di Port Moresby.
Pembagian beras di Provinsi Hela di Papua Nugini (Foto:WFP/Persson)
Walau El Nino secara resmi diumumkan sudah berakhir, banyak keluarga masih harus menunggu beberapa bulan sebelum lahan pertanian mereka menghasilkan makanan.
Upaya untuk memberikan bantuan pangan dilakukan dengan truk ke bagian paling terpencil di provinsi itu yang terkena dampak.
Upaya ini tidak mudah. "Sulit untuk masuk ke daerah pegunungan di mana hujan sudah mulai, sehingga jalan tidak terlalu mudah untuk melakukan manuver dengan muatan besar," kata Persson.
"Tapi kami mencoba untuk membawa makanan sedekat mungin dengan penduduk, yang tentu saja sulit."
"Mereka mungkin harus berjalan dua sampai empat jam untuk benar-benar mendapatkan tempat distribusi dan mengambil makanan itu untuk membawa kembali ke pegunungan," kata dia.
WFP mengatakan pihaknya masih membutuhkan tambahan dana lebih banyak dari donor internasional.
"Ini adalah operasi senilai $ 12,6 juta. Pendanaan kami sampai saat ini mencapai US$9,2 juta yang berasal dari donasi Amerika Serikat, Jepang dan Masyarakat Eropa. Kami masih mencari sumbangan untuk melaksanakan operasi lengkap," lanjut Persson.
Sementara itu, lembaga bantuan lain tengah bekerja sama dengan petani lokal untuk menghasilkan tanaman yang dapat menahan efek kekeringan dan cuaca dingin di masa depan.
"Para petani menanam di ladang dan bekerja dengan (bantuan) mitra, jadi kami berharap bahwa itu adalah situasi sementara."
"Kami bekerja sama dengan cluster keamanan pangan di negara ini untuk memastikan bahwa ada solusi paralel yang tercipta," ia menambahkan.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...