Kekhawatiran Remaja Bergabung ISIL Masih Berlanjut

TOKYO, SATUHARAPAN.COM - Kantor berita Jepang NHK memberitakan pada Rabu (25/2) pemerintah negara-negara Barat dihadapkan pada keharusan menangkal pengaruh ekstremisme yang berkembang, menyusul serangkaian laporan mengenai pemuda-pemuda yang bertolak ke Timur Tengah untuk bergabung dengan militan IS.

Pada hari Selasa (24/2), kepolisian Inggris mengatakan tiga remaja perempuan berusia 15 dan 16 tahun memasuki perbatasan Suriah bulan ini setelah terbang ke Turki tanpa memberi tahu keluarga mereka. Para remaja tersebut dikhawatirkan bergabung dengan militan IS.

Pemerintah Korea Selatan juga mengungkapkan seorang remaja Korea yang menghilang di Turki telah bergabung dengan kelompok militan tersebut.

Pusat Antiterorisme Nasional Amerika Serikat mengatakan lebih dari 20.000 petempur asing dari 90 lebih negara mendatangi Suriah. Ini termasuk sekurangnya 3.400 dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.

Tiga Pria Ditangkap di AS Atas Dugaan Terlibat ISIL

Dari New York dilaporkan NHK penyelidik AS menahan tiga pria atas dugaan berkonspirasi untuk mendukung militan IS. Para penyelidik menyatakan dua di antara tiga pria itu berencana pergi ke Suriah untuk bergabung dengan militan tersebut.

Mereka yang ditangkap adalah seorang pria berusia 19 tahun asal Kazakhstan dan dua lainnya berasal dari Uzbekistan berusia 24 dan 30 tahun. Ketiga pria tersebut tinggal di New York.

Otoritas AS dalam keterangan pers pada Rabu (25/2) menyatakan pria berusia 19 dan 24 tahun itu berupaya pergi ke Suriah untuk berjihad atau perang suci.

Sementara pria berusia 30 tahun diduga memberikan uang kepada mereka untuk membeli tiket pesawat.

Kepala Kepolisian Kota New York William Bratton mengindikasikan pihaknya akan meningkatkan kewaspadaan. Ia mengatakan penyelidikan kasus lain terkait militan IS juga tengah berlangsung. (nhk.or.jp)

Editor : Sotyati