Kelainan Mental Bayi Prematur Dapat Dideteksi Sejak Dini
QUEENSLAND, SATUHARAPAN.COM - Para ilmuwan di Queensland menjadi bagian dari sebuah tim internasional yang telah mengembangkan alat untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pada bayi prematur.
Metode yang dikembangkan oleh para peneliti di lembaga ‘QIMR Berghofer’, Brisbane yang bekerja sama dengan para ilmuwan di Finlandia dan Swedia ini, mengukur tingkat listrik di otak. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal neurologi Brain.
Seperti dilansir radioaustralia.net.au, Rabu (27/5), pemimpin tim Profesor Michael Breakspear mengatakan, bayi yang terlahir sangat dini memiliki kemungkinan besar untuk mengalami kelainan mental atau memiliki kapasitas yang berkurang dalam mempelajari keterampilan fisik.
Profesor Michael mengatakan, intervensi dini adalah kuncinya. "Kerusakan terjadi tepat di 72 jam pertama kehidupan mereka. Apa yang kami lakukan adalah memprediksi dan mencegah hal itu serta mendeteksinya sejak dini, sehingga dokter persalinan dapat jauh lebih tegas dan agresif dalam menangani momen yang sangat kritis tersebut,” jelasnya.
Ia menerangkan, "Bahkan, metode kami dapat mendeteksi peristiwa tak terungkap di 24 jam pertama kehidupan bayi yang tidak bisa dilakukan teknik lain.”
"Indikator dini atas masalah potensial ini memberi panduan penting bagi para pekerja di unit perawatan intensif neonatal (NICU) yang harus memutuskan pilihan pengobatan mana yang harus diambil segera setelah bayi lahir," tambahnya.
Ia mengatakan, studi ini melihat rekaman aktivitas listrik otak dari bayi prematur dengan usia kehamilan antara 22 hingga 28 minggu.
"Rekaman listrik ini menunjukkan bahwa otak bayi prematur yang baru lahir memercikkan semburan aktivitas listrik yang tak menentu," utara Profesor Michael.
"Sebelum dan sesudah semburan, otak mereka benar-benar tenang, sehingga semburan itu terlihat seperti banyak hal lain di alam yang tidak menentu, seperti gempa bumi dan kebakaran hutan," sambungnya.
Profesor Michael mengatakan, dengan menggunakan teknik yang dikembangkan dalam fisika, para peneliti menemukan pola yang tersembunyi di dalam 'gempa listrik' ini.
"Setelah pengujian data yang lengkap dan validasi statistik, insinyur biomedis kami mampu menunjukkan bahwa pola-pola ini mencegah komplikasi kelahiran prematur, termasuk pendarahan dalam otak, serta perkembangan mental dua tahun setelah lahir," sebutnya.
Ia mengemukakan, "Ini hanya mungkin terjadi sebagai hasil dari integrasi beberapa disiplin ilmu yang biasanya tidak bekerja sama, yaitu kedokteran, fisiologi, fisika dan matematika." (radioaustralia.net.au)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...